Wisata

Bupati Probolinggo Minta Wisata Bromo Tak Buru-Buru Dibuka, Ini Alasannya

Rabu, 08 Juli 2020 - 23:25 | 47.68k
Panorama alam Gunung Bromo dari puncak Penanjakan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)
Panorama alam Gunung Bromo dari puncak Penanjakan. (Foto: Dok. TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGOBupati Probolinggo, Tantriana Sari berharap, rekatifasi Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) tak buru-buru dilakukan. Ia tak ingin, pembukaan wisata Bromo menimbulkan masalah di kemudian hari.

Pernyataan itu disampaikan Tantri saat menerima kunjungan Balai Besar TNBTS, yang dipimpin Pelaksana Harian (Plh) Kepala Bidang PTN Wilayah 1 TNBTS, Sarmin di peringgitan pendapa setempat, Rabu (8/7/2020).

“Obyek wisata Bromo Tengger Semeru berada di 4 wilayah (Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang, Red). Karena itu, pengelolaan strategi dan SOP (Standart Operasional Prosedur, Red) dari 4 wilayah harus sama. Penyamaan persepsi dan penguatan koordinasi sangat penting dilakukan,” katanya.

Tantriana berharap, detil protokol kesehatan dan SOP kunjungan wisata dipastikan dan disepakati oleh 4 pintu masuk di TNBTS.

"Jangan sampai ada perbedaan antara pintu masuk dari 4 wilayah tersebut. Semua itu harus disepakati oleh Dinas Pariwisata dan Sub Gugus Tugas Preventif dan Promotif dari 4 wilayah,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pelatihan SOP new normal kepada guide (pemandu) yang ada di Bromo Tengger Semeru agar memiliki pemahaman yang sama.

“Begitu wisatawan tidak tertib dalam penerapan protokol kesehatan, guide bisa menegurnya. SOP ini jangan dipikir sendiri tetapi dilakukan melalui pemikiran bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 antar wilayah," terangnya.

"Kita memang harus susah-susah dulu. Nanti kalau sistemnya sudah berjalan baik, silahkan TNBTS membuka wisata Bromo Tengger Semeru,” tambahnya, didampingi Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kabupaten Probolinggo Sugeng Wiyanto.

Sementara Sarmin mengungkapkan, tujuan dari pertemuan ini adalah untuk menjalin silaturahim terkait dengan rencana reaktifasi Bromo Tengger Semeru di tengah-tengah pandemi Covid-19.

Termasuk juga penyampaian hasil rapat yang dilakukan bersama dengan 4 (empat) wilayah dan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur, awal Juli 2020 lalu.

“Hari ini kita sampaikan hasil rumusannya kepada Ibu Bupati Probolinggo,” ujarnya.

Sesuai Surat Edaran dari Dirjen KSDA, selain zona kuning dan zona hijau, reaktifasi TNBTS kesepakatannya memerlukan rekomendasi dari Bupati.

Dari 4 wilayah tersebut, hanya Lumajang yang berzona kuning Covid 19. Sementara 3 lainnya, belum. Kabupaten Probolinggo dan Malang zona orange. Sementara Kabupaten Pasuruan masih zona merah.

Sarmin menambahkan aktifitas ini membutuhkan rekomendasi dari Bupati selaku Ketua Gugus Tugas Covid 19 di wilayah.

“Kita masih menunggu rekomendasi itu dan menunggu kematangan SOP tentang kunjungan wisata. SOP kita siapkan dan share kepada 4 wilayah. Nanti akan dibahas oleh 2 tim dan harapannya disepakati, sehingga rekomendasi keluar dari 4 wilayah tersebut,” terangnya perihal tahapan reaktifasi wisata Bromo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES