Gaya Hidup

Mengenal Komunitas Trail Tawon, Si Pembelah Belantara dan Pesisir Selatan Malang

Kamis, 09 Juli 2020 - 00:09 | 120.28k
Komunitas motor trail di Malang saat 'nrabas' bareng di sejumlah hutan dan perbukitan Kawasan Malang, Rabu (8/7/2020). (Foto : Dok.Tawon)
Komunitas motor trail di Malang saat 'nrabas' bareng di sejumlah hutan dan perbukitan Kawasan Malang, Rabu (8/7/2020). (Foto : Dok.Tawon)

TIMESINDONESIA, MALANG – Menaklukkan jalanan penuh bebatuan besar, tikungan tajam di antara tebing dan rimbunnya pohon yang memicu adrenalin menjadi kebanggaan setiap penunggang motor trail. Hal itu pula yang sering dilakukan komunitas motor trail Malang yang merupakan bagian dari komunitas SuperAdventure yang bernama Komunitas Trail Tawon sejak lima tahun terakhir ini.

Nama Komunitas Trail Tawon di kalangan penggila tantangan sangat familiar di Kota Malang. Selain usianya yang cukup tua di dunia penggeber motor di luar jalur aspal, komunitas ini juga rajin membuka jalur baru di belantara hutan Malang serta pesisir pantai selatan.

“Kalau buka jalur baru sudah cukup banyak kami lakukan, seperti Jalur Naga di Kawasan Bromo,” kata leader Komunitas Trail Tawon Malang, Didik Prastya pada Rabu (8/7/2020).

Jalur naga, lanjut Didik, cukup menantang. Kontur yang terjal menguras tenaga para anggota komunitas SuperAdventure Malang ini. Jalur naga di Bromo ini menghubungkan wilayah Jarak Ijo menuju Pananjakan.

“Ketika pertama membuka jalur ini kami juga harus mencangkuli jalan yang akan dilalui. Sangat menantang dan selalu jadi moment yang tak terlupakan,” paparnya.

Didik berkisah bahwa jalur baru yang telah dibuka oleh komunitasnya sudah tidak terhitung. Pembukaan jalur baru bukan sekadar menghubungkan lokasi satu ke lokasi lainnya. Namun juga menjadi tempat baru para anggota ini untuk ‘ngetrail’.

Menurut pria yang sudah delapan tahun bergelut dalam dunia geber gas di jalur ekstrem ini, peminat ngegas ke alam ini cukup banyak dengan beragam usia. Bahkan, ada anggota yang sudah berusia 55 tahun semangatnya tetap membara. Kegiatan SuperAdventure ini punya penggemar yang loyal.

Kegiatan ngetrail atau istilah mereka adalah ‘nrabas’ dengan membelah belantara hutan hingga pesisir pantai ini rutin dilakukan setiap akhir pekan. Sekali nrabas kata dia ada sekitar 10 hingga 15 anggota. Dia juga sering nrabas bareng dengan komunitas trail yang lain seperti  Upluk, Btrax, dan klub lainnya termasuk komunitas di wilayah yang akan dilalui.

Hoby ini sangat 'mahal'. Selain harus memiliki motor yang mumpuni, resiko cidera seperti patah tulang juga terus mengintai setiap nrabas. Karena itu kehati-hatian dan skill juga harus diperhatikan agar saat nrabas tidak cidera.

“Ada yang jatuh patah tulang, setelah sembuh ya jalan lagi,” ungkapnya.

Lalu kenapa nama komunitasnya Tawon?

“Cerita awalnya ada salah satu teman kami disengat tawon, terus saya juga disengat, jadi kami namakan komunitas ini tawon," tuturnya berkisah.

Tawon berdiri 12 Januari 2015, kini anggotanya ada puluhan dengan beragam profesi dari anggota TNI, pengusaha, hingga karyawan swasta.

Dia juga memberikan tips bagi bikers yang ingin menekuni dunia motor trail dan terjun ke arena SuperAdventure.

"Kalau mau nrabas hal yang harus diperhatikan adalah kondisi ban. Kalau cuaca hujan pakai ban pacul trail, kalau kering pakai ban standar. Kalau yang lain ya di-bore up biar lebih kenceng, kemudian gir belakang digedein,” ulasnya.

Motor yang banyak digunakan komunitas trail Tawon Malang adalah KLX, CRF, serta motor kustom dengan CC di atas 200. (*)

Komunitas-Trail-Tawon.jpg

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES