Kopi TIMES

Solidaritas Global, Kunci Hadapi Pandemi

Kamis, 09 Juli 2020 - 05:25 | 68.55k
Anwar Maulana Sidik, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Hubungan Internasional.
Anwar Maulana Sidik, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Hubungan Internasional.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi manusia. Dengan memiliki kesehatan, kita dapat menjalankan aktivitas seharai-hari tanpa adanya gangguan. Pentingnya aspek kesehatan ini pun, telah disadari oleh negara-negara. maka pada tahun 2000 lalu, negara-negara telah menyepakati Milennium Development Goals (MDGs), sebagai tujuan pembangunan untuk tercapai pada tahun 2015. 

Pada poin MDGs, setidaknya terdapat tiga poin yang berfokus pada aspek kesehatan,  diantaranya menurunkan angka kematian anak, meningkatkan kesehatan ibu, hingga memerangi HIV dan AIDS serta malaria dan penyakit lainnya. Meskipun MDGs telah usai di tahun 2015 dan digantikan oleh Sustainable Development Goals (SDGs) sebagai tujuan pembangunan hingga 2030. Aspek kesehatan nyatanya tetap menjadi poin penting dalam langkah melindungi keamanan negara dan masyarakat.

Bagaimana tidak, ancaman kesehatan akhir-akhir ini menjadi sebuah ancaman global. Covid-19 sebagai penyebab terjadinya ancaman, membuat masyarakat global ketar-ketir dalam menghadapinya. Salah langkah dalam menanganinya, dapat berdampak pada kerugian negara maupun masyarakat. 

Solidaritas Global Dibutuhkan 

Penyebaran Covid-19 kian hari kian meluas ke seluruh negara. Dikutip dari laman Worldometer, per 6 Juli ini Covid-19 telah menyebar ke 213 negara. Banyak negara yang tak siap dalam menghadapinya, termasuk Indonesia. Ketidaksiapan dan keangkuhan para pemangku kebijakan yang menganggap Covid-19 tidak akan masuk ke negaranya. Malah menjadi boomerang tersendiri dalam menanganinya. Berbagai Permasalahan pun muncul dalam mengatasi masalah pandemi, dikarenakan pandemi tidak hanya menyerang pada aspek kesehatan saja, dan juga menyerang pada aspek lainnya seperti masalah ekonomi dan sosial.

Ketidakpastian kapan pandemi ini dapat berakhir dan penyebaran yang kian menghawatirkan, menjadikan Covid-19 merupakan musuh bersama. Tentunya diperlukan adanya solidaritas global dalam menghadapinya. Karena meskipun ada satu atau dua negara yang berhasil dalam menangani Covid-19, sedangkan banyak negara lain yang masih berjibaku mengatasi Covid-19. Dapat sewaktu-waktu masalah Covid-19 dapat menyebar kembali ke negara tersebut.

Menurut Eva-Karin Olsson dalam jurnalnya yang berjudul Public Diplomacy as a Crisis Communication Tool, setidaknya terdapat tiga langkah dalam menghadapi masa-masa sulit seperti ini.

Pertama, Sense Making. Maksud dari pengertian yang pertama ialah diperlukan adanya proses mengumpulkan informasi mengenai krisis tersebut, yang bertujuan untuk memahami dan mempermudah dalam proses penanganannya. Dalam mengumpulkan informasi-informasi ini tentunya dapat dilakukan dengan cara menerima saran ataupun mempelajari tata cara negara lain dalam menangani pandemi. Dengan demikian, keputusan terbaik dapat dilakukan dalam menangani dan melindungi masyarakat dari  ancaman Covid-19.

Kedua, Networking. Dalam hal ini diperlukan adanya pembentukan jaringan komunikasi maupun kerjasama antar negara. pembentukan kerjasama ini, tentunya diperlukan karena Covid-19 telah menyebar luas ke berbagai negara. Bahkan baik negara maju maupun negara berkembang, sama-sama kesulitan dalam menghadapi Covid-19. Sehingga dengan adanya jaringan kerjasama yang baik dapat mempermudah penanganan dan mencegah kembali adanya penyebaran Covid-19 di dunia.

Ketiga, Messaging. Melakukan pemberian informasi yang baik dan mudah dimengerti kepada seluruh aktor, baik negara hingga masyarakat. Dengan tujuan terciptanya komunikasi yang baik selama mengatasi permasalahan Covid-19.

Terciptanya solidaritas global, tentunya merupakan suatu hal yang perlu disadari oleh seluruh aktor. Karena jika terjadi ketidakpercayaan satu dengan yang lainnya, tentulah yang akan memenangkan pertempuran ini ialah virus tersebut. Namun, apabila kita bekerjasama dan saling percaya satu dengan lainnya. Tentulah bukan suatu hal yang mustahil bagi kita, untuk memenangkan pertempuran ini.

***

*)Oleh: Anwar Maulana Sidik, Mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) jurusan Hubungan Internasional.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES