Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Tafsir Sastra Ramayana (4) Naluri dan Kekuasaan

Selasa, 07 Juli 2020 - 15:48 | 92.64k
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UNISMA, Pengurus LP Maarif Kabupaten Malang, Pengurus Ponpes Tahfidz Al-Madani Malang.
Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UNISMA, Pengurus LP Maarif Kabupaten Malang, Pengurus Ponpes Tahfidz Al-Madani Malang.
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Kemampuan diri untuk menguasai orang lain atau golongan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya atau berdasarkan kharismatik dirinya yang melebihi orang lain cenderung bernama ‘kekuasaan’. Kita terkadang enggan merenung bahwa kekuasaan yang sebenarnya adalah kemampuan untuk ‘mengabdikan diri’ untuk kebaikan dan kepentingan orang banyak. Saat jabatan dalam genggaman tangan, maka ‘Sang Penguasa’ dapat menggunakan berbagai kewenangan yang melekat pada jabatan tersebut termasuk fasilitasnya untuk visi dan misi yang ideal.

Demikianlah yang dapat kita rekam dari peristiwa Kitab Ramayana yang dibuat oleh Walmiki dua ribu empat ratus tahun yang lalu. Saat Raja Dasarata telah mengangkat Sri Rama menjadi seorang putra mahkota di Kerajaan Ayodya berdasarkan kecerdasan, budiluhur, dan kemampuan berperang yang dimilikinya, serta kecintaan rakyat terhadap dirinya. Semua orang menganggap Dasarata telah memilih calon yang sangat tepat. Namun tidak demikian kenyataannya, ketidaksenangan segelintir orang terhadap Putra Mahkota, harus mengubur harapan Sang Putra Mahkota untuk menjadi raja.

Apabila dalam kita Mahabharata terdapat tokoh Sangkuni yang menjadikan narasi konflik dalam cerita tersebut, sehingga terjadi Perang Bharatayuda. Dalam cerita Ramayana kita akan diperkenalkan dengan tokoh Mantara yang akan menjadi cikal bakal konflik keluarga dan konflik Negara. Demikianlah kehidupan direncakan oleh Tuhan, semuanya berdasarkan hukum alam.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sehari sebelum penobatan Sri Rama menjadi raja, Mantara datang menghadap majikannya Dewi Kaikeyi yang merupakan istri dari Dasarata yang paling cantik diantara para istrinya, termasuk dari Dewi Kusalya ibu Sri Rama. Dengan penuh ekspresi pilu, Mantara menghadap Dewi Kaikeyi dan mengatakan bahwa pengangkatan Rama menjadi raja akan menjadikan dirinya sebagai orang kedua di kerajaan Ayodya.

Lebih dari itu, Mantara berkata, jika Rama sampai menjadi Raja, maka Kaikeyi tidak akan pernah melihat keturunanya menjadi raja di kerajaan Ayodya. Semula Dewi Kakeyi sangat kuat dengan pendiriannya bahwa Rama anak tertua dan merupakan orang yang berbudi pekerti sangat baik melebihi saudaranya yang lain. Mantara tidak berhenti mempengaruhi pikiran Kaikeyi untuk menggagalkan penobatan Sri Rama sebagai Raja Ayodya.

Satu-satunya jalan untuk memuluskan keinginannya dia membuka lembaran cerita lama, saat Dewi Kaikeyi menyelamatkan Dasarata dalam peperangan. Saat itu Dasarata berjanji untuk mengabulkan dua keinginannya. Keinginan tersebut ditunda oleh Dewi Kaikeyi, tetapi karena terkena bujukan dari Mantara keinginan tersebut dia ungkapkan kembali kepada Dasarata.

Saat suaminya mengunjunginya pada malam penotaban Sri Rama. Dewi Kaikeyi berpakaian lusuh kemudian meminta dua keinginannya yang tertunda. Pertama dia meminta Bharatalah yang harus diangkat menjadi Raja buka Rama dan kedua dia meminta agar Rama dibuang ke hutan Dandaka selama empat belas tahun tanpa alasan yang kurat atau karena kesalahan.

Kedua keinginan tersebut harus dipenuhinya karena merupakan sebuah janji. Sang Raja tidak kuat mendengar permintaan yang tidak masuk akal tersebut. Namun, berbeda dengan Sri Rama yang secara tidak sengaja mendengar percakapan mereka. Rama menerimanya sepenuh hati demi kebaikan ayahandanya, keluarga dan kerajaan. Dia tidak berpikir tentang niat untuk merebut tahtanya meskipun dia sebenarnya sangat bisa. Dia memilih dibuang di hutan Dandaka daripada harus melihat ayahnya menderita, walaupun saat dia dibuang nanti ayahandanya akan lebih menderita.

Untaian makna dari narasi tersebut, pertama setiap anak berpontensi memiliki kecerdasan dan kemampuan melebihi orang tuanya. Namun demikian, kemampuan yang ada dalam diri anak tersebut tetap digunakan untuk membahagiakan orang tua walaupun taruhannya adalah kebahagiaanya sendiri. Anak adalah dahan dari orang tua, sedangkan orang tua adalah akarnya. Akar yang sudah tertanam kokoh dalam perut bumi hendaknya tetap dijaga agar semakin kuat sehingga dahan, ranting, dan daunnya tetap tumbuh, bahkan sampai berbuat lebat.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Kedua, kekuasaan yang sebenarnya adalah ‘keluasan hati’ pada diri sendiri, bukan diri pada orang lain. Hati adalah sumber dari sikap dan perilaku seseorang. Apabila hati tersebut tetap dipelihara kebersihan dan kejernihannya maka pamiliknya tidak akan pernah merasakan gundah apalagi nestapa. Sejatinya ‘hati yang luas’ seseorang telah memiliki kekayaan bahkan kekuasaan yang melimpah. Rama disuakai oleh kerabat dan rakyat Ayodya karena hati, sikap, dan perilakunya. Jika tiga hal ini ada pada diri kita, maka tawaran-tawaran harta benda akan berdatangan dalam kehidupan kita.

Ketiga, menjadi orang yang mengalah untuk kebaikan orang lain tidaklah mudah. Diperlukan ketulusan hati yang sempurna. Namun, dibalik sikap mengalah sebenarnya terdapat kemenangan yang tidak diketahui oleh orang lain bahkan kita sendiri. Kemenangan itu dapat berupa simpati dan kecintaan orang lain kepada kita. Orang tidak akan pernah menutup mata tentang siapa Rama dan Bharata dalam kisah Ramayana. Meskipun Bharata yang menjadi raja di Ayodya, tetapi yang menjadi raja di hati banyak orang adalah Sri Rama.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

*)Penulis: Moh. Badrih, Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP UNISMA, Pengurus LP Maarif Kabupaten Malang, Pengurus Ponpes Tahfidz Al-Madani Malang.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES