Peristiwa Daerah

Dorong Wirausaha Muda Indonesia, WhatsApp Gandeng Prestasi Junior Indonesia

Selasa, 07 Juli 2020 - 16:33 | 72.00k
Diskusi daring Youngpreneurs Talk persembahan Prestasi Junior Indonesia, Selasa (7/7/2020). (FOTO: Capture)
Diskusi daring Youngpreneurs Talk persembahan Prestasi Junior Indonesia, Selasa (7/7/2020). (FOTO: Capture)

TIMESINDONESIA, JAKARTAWhatsApp bekerja sama dengan Prestasi Junior Indonesia meluncurkan program pelatihan bisnis digital untuk membantu lebih dari 1.000 calon pengusaha muda di 12 kota. Mereka bergabung dalam perekonomian digital Indonesia. 

Melalui program ini, para siswa akan dibekali dengan keterampilan bisnis digital yang kreatif dan beretika melalui lokakarya daring dan kiat-kiat dari pengusaha yang sukses.

Salah satu pengusaha yang ikut berbagi cerita kesuksesannya adalah Adi Wahyu Prasetya. Pemuda dari Palu, Sulawesi Tengah ini, membantu ibunya dalam mengelola bisnis bawang goreng milik keluarga yang bernama Hj. Mbok Sri. 

Adi yang berusia 19 tahun memperkenalkan aplikasi WhatsApp Business kepada keluarganya tahun 2018 silam. Sejak itu, hasil penjualan mereka meningkat secara signifikan dan kini pelanggan mereka datang dari seluruh Indonesia, tersebar ribuan kilometer jauhnya.

Kemitraan yang unik antara WhatsApp dan Prestasi Junior Indonesia ini adalah bagian dari kampanye 'BaWA Usaha Aja!' di mana WhatsApp bertujuan untuk terus mendukung ekonomi masyarakat Indonesia melalui digitalisasi. 

"Keterampilan digital yang mumpuni itu perlu dimiliki pengusaha muda masa kini. Apalagi di dunia yang serba cepat ini," kata Direktur Kebijakan Publik WhatsApp APAC, Clair Deevy, Selasa (7/7/2020). 

Youngpreneurs-Talk-persembahan-Prestasi-Junior-Indonesia-2.jpg

Pihaknya mengaku senang dapat bermitra dengan Prestasi Junior Indonesia dalam usaha mendidik generasi muda Indonesia untuk menggunakan kreativitas mereka dan memiliki keterampilan kewirausahaan untuk mendorong laju perkembangan perekonomian digital Indonesia.

Deevy menambahkan bahwa situasi pandemi mendorong bisnis untuk lebih cepat dalam mengadopsi sarana digital seperti WhatsApp agar dapat bertahan dan berkembang di era normal baru. 

"Oleh karena itu, kami merasa bahwa kita sedang berada di dalam masa penuh tantangan untuk segera melengkapi calon pengusaha muda agar terampil menggunakan sarana digital untuk berbisnis," tandasnya. 

Menurut Wikan Sakarinto, ST, MSc, PhD selaku Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, program pendidikan kewirausahaan ini akan mendorong tercipta dan meningkatnya populasi pengusaha muda yang ‘melek’ digital, calon-calon motor dan agen perubahan besar di masyarakat.

Program ini akan menggarap dan memperkuat karakter kreativitas serta visi kewirausahaan anak-anak muda sejak dini, yang dipadukan dengan peningkatan kemampuan digital. 

"Kami melihat jelas bahwa program ini adalah investasi cerdas untuk melahirkan generasi pengusaha muda Merah-Putih Tangguh. Merekalah yang kelak menyumbangkan partisipasi signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia," urainya. 

Sementara Robert Gardiner, Co-Founder dan Penasehat Akademik Prestasi Junior Indonesia menjelaskan jika beberapa wilayah di Indonesia masih kurang memiliki akses konektivitas. Namun, WhatsApp menyediakan teknologi untuk berkomunikasi dengan mudah dan dapat dipakai oleh siapapun di Indonesia. 

"Bahkan, jika siswa kami tidak memiliki ponsel pintar yang canggih atau koneksi yang stabil sekalipun, mereka masih dapat menggunakan WhatsApp untuk memulai dan mengelola bisnis mereka," ungkap Robert. 

Sebagai bagian dari program pelatihan WhatsApp Business, Prestasi Junior Indonesia membuat akun WhatsApp Business sendiri yang menampilkan galeri keanekaragaman bisnis alumni dan siswa, mulai dari bisnis F&B, kecantikan, hingga pertanian. Akun ini dibuat untuk membantu mereka terhubung dengan calon konsumen mereka.

Salah satu bisnis jebolan Prestasi Junior Indonesia adalah Highland Roastery yang dimiliki oleh Yafeth Steven Wetipo. 

Yafeth memulai perjalanan bisnisnya dengan menjual biji kopi hasil tanah kampung halamannya di Lany Jaya, Papua. Dengan sertifikat roastery yang ia dapat, Yafeth kemudian membeli alat sangrai kopi dan mulai menjual biji kopi sangrai dalam kemasan ke berbagai restoran dan kafe di Papua. 

Program pelatihan dari Prestasi Junior Indonesia membantunya meningkatkan keterampilan berbisnisnya hingga berhasil membuat produknya kompetitif di pasaran. Tidak berhenti di situ saja, Yafeth juga bersemangat dalam membagikan ilmunya kepada generasi muda Papua yang ingin menjadi pengusaha.

Bisnis alumni lainnya adalah Jakarta Rawis Orchid yang dimiliki oleh Wiwit Sulistiono yang berusia 20 tahun. Wiwit mengambil jurusan pertanian di SMK-nya dan memiliki hobi merawat bunga anggrek Indonesia yang eksotis. 

Ia kemudian mempromosikan bisnisnya melalui grup WhatsApp dan komunitas Facebook. Kini, klien Wiwit sudah berkembang melampaui wilayah Jakarta hingga ke Kalimantan, Sumatra, dan bagian wilayah Indonesia lainnya. Untuk melihat dan mendukung bisnis alumni dan siswa Prestasi Junior Indonesia lainnya, silakan klik di sini.

Program pelatihan WhatsApp Business akan berjalan selama 6 bulan dan dapat diakses secara daring untuk siswa-siswi usia SMA dari Prestasi Junior Indonesia di 12 kota di Indonesia. Pada akhir program, siswa-siswi dapat membuat akun WhatsApp Business mereka sendiri.

Dengan akun bisnis, peserta pelatihan Prestasi Junior Indonesia menikmati fitur seperti berbagi katalog, info lokasi toko, tautan yang terhubung langsung ke laman media sosial, dan fitur enkripsi end-to-end milik WhatsApp yang memastikan pengalaman berbisnis yang aman dan mudah. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES