Peristiwa Nasional NKRI Lawan Corona

Kementan RI Ajak Semua Pihak Sinergi Temukan Penawar Virus Corona

Selasa, 07 Juli 2020 - 14:18 | 21.45k
Kepala Badan Litang Pertanian, Kementan RI Fadjry Djufry dalam konfernsi pers kemarin. (FOTO: Kementan RI for TIMES Indonesia)
Kepala Badan Litang Pertanian, Kementan RI Fadjry Djufry dalam konfernsi pers kemarin. (FOTO: Kementan RI for TIMES Indonesia)
FOKUS

NKRI Lawan Corona

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Negara-negara di seluruh dunia sedang berlomba-lomba mencari solusi untuk menangani penyebaran wabah virus corona. Begitu pun dengan Indonesia, melalui Badan Litbang Pertanian Kementerian Pertanian RI (Kementan RI) yang berhasil meciptakan inovasi anti virus Corona berbahan dasar tanaman eucalyptus.

Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry dalam konfernsi pers yang digelar pada Senin (6/7/2020), mengajak seluruh komponen bangsa untuk bekerjasama dan saling bersinergi mencari penawar virus corona.

Ia menilai, semua Kementerian dan Lembaga memiliki kompetensi untuk berkonstribusi memerangi penyebaran virus asal China ini. "Kalau kita tidak mulai lalu kapan lagi. Kita punya potensi tanaman herbal yang sangat berlimpah dan dari beberapa telusur ilmiah ini bisa dimanfaatkan," katanya.

Menurut Fadjry, riset yang dilakukan oleh Balitbangtan sudah sesuai dengan arahan Menteri Pertaniain (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang meminta menggali potensi besar obat dan penawar untuk manfaat bangsa dan negara.

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai produk dalam negeri sendiri. Semua ikhtiar yang dilakukan untuk berkontribusi kepada negara menghasilkan sesuatu yang bisa dimanfaatkan oleh masyarkat," tegas Fadjry.

Fadry menjelaskan, penelitian eucalyptus diawali dengan studi literatur dan juga pengalaman empiris tanaman potensial antivirus dan penambah daya tahan tubuh.

Selanjutnya terpilih sekitar 50 tanaman potensial. Kemudian dilakukan ekstraksi maupun destilasi untuk mendapatkan bahan aktifnya. Bahan aktif yang diperoleh lalu diuji karakteristik dan kemampuan anti virusnya dengan pengujian in vitro pada telur berembriyo.

Hasilnya, beberapa bahan aktif menunjukkan bahwa eucalyptus mampu membunuh 80-100 persen virus influenza maupun corona. Tahapan selanjutnya adalah mengembangkan minyak eucalyptus tersebut menjadi beberapa varian produk diantaranya roll on, inhaler, balsam, diffuser dan kalung aromaterapi.

"Belum melalui uji klinis karena Uji klinis harus dilakukan oleh Tim Dokter, dimana untuk kasus uji klinis harus diketuai oleh Dokter spesialis Paru. Balitbangtan tidak punya wewenang dan kompetensi melakukan uji klinis.  Namun saat ini tawaran untuk uji klinis sudah datang dari UNHAS dan tas Universitas Indonesia (UI)," katanya.

Di samping itu, dukungan terhadap pengembangan eucalyptus terus mengalir. Salah satunya diberika oleh Dekan Fakultas Kedokteran UI Ari Fahrial. Menurut Ari, dalam melakukan uji invitro produk ini cukup efektif bekerja untuk menetralisir virus.

"Tentunya kami mengapresiasi apa yang telah diupayakan dari Balitbangtan dan Veteriner yang melakukan riset berbahan alami yang sudah digunakan sejak zaman nenek moyang kita," katanya.

Untuk dukungan pengembangan riset tersebut, Ari siap bekerjasama untuk melakukan riset lebih jauh baik ditingkat medical, vaksin ,identifikasi virus, dan riset-riset lainnya.

"Kami berharap dapat menjawab harapan dari pemerintah dan masyarakat yang begitu besar terhadap inovas produk ini," demikian tandas Ari, merespons positif Kementan RI dalam melakukan inovasi produk anti virus Corona berbahan dasar tanaman eucalyptus. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES