Wisata

Tanpa Hiruk Pikuk Wisatawan, Yadnya Kasada Tengger Berlangsung Sakral 

Selasa, 07 Juli 2020 - 13:09 | 86.36k
Warga Tengger melarung sesaji atau tandur tuwuh ke kawah Bromo. (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)
Warga Tengger melarung sesaji atau tandur tuwuh ke kawah Bromo. (FOTO: Happy/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Gelaran Yadnya Kasada Suku Tengger, berlangsung khidmat dan sakral. Ya, tahun ini, Yadnya Kasada di kawasan wisata Gunung Bromo jauh dari hiruk pikuk wisatawan. Ini dilakukan guna menghindari terjadinya sebaran virus corona mengingat saat ini, pandemi masih belum berakhir.

Ketua Dukun Paruman Tengger, Sutomo menyebut, sejatinya warga Tengger sudah terbiasa merayakan Yadnya Kasada tanpa hiruk pikuk dan keramaian wisatawan.

“Itu terjadi puluhan tahun lalu, sebelum Kawasan ini menjadi destinasi wisata internasional,” jelasnya, ditemui di Wisma Utjik, Ngadisari, Sukapura, Selasa (7/7/2020).

Upacara Yadnya Kasada tahun ini, di Pura Luhur Poten Lautan Pasir Bromo, juga berlangsung lebih sederhana dan tertutup. Hanya warga Suku tengger dari empat Kabupaten di sekitar lereng Bromo saja yang boleh masuk. Tidak ada hiruk pikuk suara knalpot, atau lantunan musik hingar bingar dari pengeras suara.

Awak media, maupun petugas dari instansi sekitar, tidak diizinkan masuk. Sayup suara mantra dan gamelan dari dalam pura, menjadi terasa lebih sakral. Suasana semacam ini, baru pertama kali terjadi, setidaknya sejak puluhan tahun silam.

“Ada baiknya pandemi corona ini. Walaupun tadi di Pura kami diperiksa secara ketat. Mulai dari suhu, masker dan cuci tangan. Tapi membuat Yadnya Kasada semakin khidmat dan terasa sakralnya,” kata salah satu warga Tengger Kabupaten Pasuruan, Jariyadi.

Animo warga Tengger pun, sangat tinggi pada perayaan Yadnya Kasada kali ini. Terbukti dari gelombang kedatangan warga yang tak putus, sejak Selasa dinihari. Untuk melarung sesaji ke Kawah Gunung Bromo. Aksi lempar sesaji itu, lazim dikenal sebagai Tandur Tuwuh untuk nenek moyang warga Tengger.

Perayaan Yadnya Kasada di kawasan wisata Gunung Bromo tahun ini, juga berharap agar segala macam hal buruk segera hilang. Salah satunya adalah pandemi corona, atau disebut sebagai ‘pagebluk’ oleh warga Suku Tengger, Kabupaten Probolinggo. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Probolinggo

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES