Kopi TIMES

Berdamai Dengan Diri

Selasa, 07 Juli 2020 - 12:26 | 44.78k
Ahmad Jayadi.
Ahmad Jayadi.

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ujar-ujar lama mengatakan bahwa pola pikir positif akan menghasilkan pola sikap positif pula juga sebaliknya. Mayapada ini acap kali didapati hal-hal yang bersifat timbal balik, ada yang mencinta juga ada yang membeci bahkan memaki pada (ke)hidup(an). Atau Anda adalah salah satu dari antara miliyaran manusia yang belum bisa berdamai dengan ego Anda?

Baik, sesekali masuklah ke ruang kosong di sekitar Anda, jika sudah maka teriaklah sekencang mungkin apapun itu, memaki seorang misalnya. Tau apa yang akan terjadi? Sepersekian detik gema kembali memaki. Dengan ekspesi yang emosi, mungkin Anda akan kesal sehingga kembali menjawab gema tadi hingga amarah meyala.

Berbeda halnya ketika Anda memanggil dengan panggilan yang menyenangkan. Seperti sanjungan kepada Tuhan, aku akan sukses dsb. Hal itu akan terbalas sama, bahkan mungkin lebih merdu dari suara Anda. 

Mungkin hal tersebut lumrah terjadi, sampai-sampai khalayak lupa akan makna yang dapat dicerna. Anda tau moral dari analogi tersebut? Setidaknya ada beberapa poin yang bisa dikantongi. Sebelum itu, baiknya keluar dulu dari ruang kosong tersebut, jika sudah, selamat Anda sudah melakukan perjalanan dalam diri, sebab analogi di atas adalah mikrokosmos dalam diri manusia, dan ketika keluar itulah dunia yang Anda hadapi, demikianlah hidup.

Gejolak-gejolak pada diri manusia itu gema hati, jiwa ataupun pikiran. Semesta akan bersikap benci pada Anda, sebab benci akan terbalas dengan benci. Sebaliknya jika Anda menebar cinta kasih, memancar-tularkan nilai-nilai ketuhanan, maka dunia juga akan menyambut Anda dengan rasa cinta. Prinsip ini juga dapat kita temui pada salah seorang filsuf tepatnya pada masa Yunani klasik, yakni cinta dan benci yang hadir bersamaan bukan untuk menegasikan namun saling melengkapi.

Berikan saja semua cinta yang Anda punya waluapun berbalas kedukaan. Bagaimana agar tidak menyisahkan luka? Jadilah pribadi yang memberi tanpa harus meminta kembali, yakni menjadi manusia yang ihsan. Nah, semuanya akan terasa sederhana jika kita sudah bisa mengatur itu semua.

*) Oleh Ahmad Jayadi.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES