Peristiwa Daerah

Siswa SMKN 1 Banyuwangi Korban Dugaan Penipuan Kuliah ke Cina Mengaku Dapat Ancaman

Senin, 06 Juli 2020 - 23:30 | 145.37k
Ilustrasi. (foto: timurnews)
Ilustrasi. (foto: timurnews)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Kasus dugaan penipuan kuliah di Cina yang menimpa sejumlah siswa SMKN 1 Banyuwangi, makin liar. Menyusul adanya pengakuan dari pihak keluarga siswa korban, yang mendapat ancaman.

Ancaman tersebut keluar dari seseorang bernama Sofyan. Dia datang bersama Heri Sukamto, guru Sejarah SMKN 1 Banyuwangi, kerumah A salah satu siswa korban dugaan penipuan program kuliah di Cina.

“Bilang ke mama saya, katanya dia bisa nuntut atas pencemaran nama baik,” ucap A, Senin malam (6/7/2020).

Entah siapa sebenarnya si Sofyan ini. Padahal dalam mencuatnya kabar dugaan penipuan program kuliah di Cina, namanya tidak pernah disinggung. Bahkan pemberitaan pun tidak pernah menulis tentang Sofyan. Namun anehnya, justru dari dia kabar ancaman keluar.

Akibat pernyataan Sofyan tersebut, kini keluarga A, siswa korban dugaan penipuan program kuliah di Cina, ketakutan dan tertekan.

Dan yang menjadi tanda tanya besar, atas inisiatif atau arahan siapakah kehadiran Sofyan dan Heri Sukamto ke kediaman sejumlah siswa SMKN 1 Banyuwangi, korban dugaan penipuan program kuliah di Cina. Memang atas keinginan pribadi keduanya kah? Mandat dari SMKN 1 Banyuwangi atau Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi? Masih menjadi misteri.

Baik Sofyan maupun Heri Sukamto, belum bisa dikonfirmasi. Kepala Sekolah SMKN 1 Banyuwangi, H Paidi, S.ST, MT dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Kabupaten Banyuwangi, Drs Istu Handono, M Pd, juga belum menjawab pertanyaan wartawan.

Seperti diberitakan sebelumnya, kasus dugaan penipuan program kuliah di Cina ini bermula pada Januari 2019 lalu. Kala itu, entah atas izin dari siapa, Heri Sukamto, guru Sejarah SMKN 1 Banyuwangi, menggelar sosialisasi kepada para siswa tentang perkuliahan di negeri tirai bambu.

Sosialisasi tersebut dikabarkan dilalukan secara formal di depan kelas. Bahkan bukan hanya disatu kelas. Tak pelak, sejumlah siswa yang menganggap program tersebut adalah program sekolah, dengan mudah tergiur.

Sedikitnya 3 siswa menyatakan ikut program. Dan demi meluluskan keinginan buah hati, dengan sekuat tenaga para orang tua siswa berjuang untuk membayar biaya yang diminta.

“Biaya kami cicil sejak April hingga September 2019, totalnya Rp 22,5 juta. Namun hingga kini program kuliah di China tersebut tidak pernah ada kejelasan,” ucap A, salah satu siswa SMKN 1 Banyuwangi, peserta program kuliah di Cina, Minggu kemarin (5/7/2020).

Kini, A beserta dua siswa lain peserta program kuliah di China, sudah lulus dari SMKN 1 Banyuwangi. Namun impian untuk kuliah jurusan Bisnis Manajemen di negeri tirai bambu tak jua jadi nyata.

Upaya mengadu kepada Kepala Sekolah pun dilakukan. Meski tidak berbuah manis. Yang ada mereka justru diminta tutup mulut dan tidak bercerita pada siapa pun. Khususnya kepada wartawan.

Dan hingga kini, uang yang mereka bayarkan kepada Heri, guru Sejarah SMKN 1 Banyuwangi, yang akan digunakan untuk membayar biaya kuliah di Cina sebesar puluhan juta rupiah masih tak ada kejelasan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES