TIMESINDONESIA, BANTUL – Di saat usaha lainnya terpuruk akibat Pandemi Covid-19. Tidak demikian dengan usaha kuliner. imbauan pemerintah agar masyarakat berdiam diri di rumah, justru meningkatkan angka penjualan kuliner. Khususnya penjualan dengan sistem online atau lewat jasa reseller. Salah satunya Tiwul Ayu Mbok Sum.
Tiwul Ayu Mangunan Dlingo Bantul penjualannya tidak turun di masa Pandemi Covid-19. Ditemui di tempat usahanya jalan Imogiri Mangunan Minggu (5/7/2020), Suminem pemilik Tiwul Ayu Mbok Sum mengaku penjualannya sempat turun diawal Pandemi Covid-19.
Namun perlahan tapi pasti angka penjualan kuliner berbahan baku singkong ini kembali normal bahkan meningkat.
Kondisi ini tidak lepas dari peran reseller yang jumlahnya meningkat di masa Pandemi Covid-19. Karyawan yang diliburkan perusahaan memilih menjadi reseller sebagai alternatif penghasilan.
Dengan jumlah sekitar 40 reseller mampu pmenjual hingga 5.000 dus tiwul ayu setiap hari. Sebagian reseller berasal.dsri luar DIY seperti Magelang dan Semarang.
"Kami sampai kewalahan karena harus menambah bahan baku," jelas Suminem.
Perlahan penjualan mulai turun seiring mulai kembali bekerjanya karyawan yang menjadi reseller. Saat ini produksi kembali seperti hari-hari biasa. Sekitar 2.000 dus perhari dengan 15 reseller tetap.
Memulai usaha sejak tahun 2000 kesuksesan tiwul ayu tidak lepas dari berkembangnya kegiatan wisata di Mangunan. Berawal dari tiwul original rasa gula merah yang dijual Rp 8.000 per dus. Dengan konsumen rumah tangga dan kantor.
Kini tiwul ayu mbok sum menampilkan aneka rasa seperti coklat, keju dan buah yang dijual Rp 12.000 per dus. Dengan kemasan yang cantik sangat cocok menjadi oleh-oleh khas Mangunan Dlingo.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
| Editor | : Irfan Anshori |
| Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
| Sumber | : TIMES Yogyakarta |
