Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Wacana Pasien Covid-19 Surabaya Dipindah ke Riau, Milenial Surabaya Beri Tanggapan

Jumat, 03 Juli 2020 - 21:59 | 29.77k
Ilustrasi penyemprotan disinfektan oleh seseorang dengan APD lengkap untuk lawan Covid-19 (Foto: Dok TIMES Indonesia)
Ilustrasi penyemprotan disinfektan oleh seseorang dengan APD lengkap untuk lawan Covid-19 (Foto: Dok TIMES Indonesia)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mempertimbangkan agar pasien Covid-19 dari Surabaya dipindahkan ke pulau terpencil di Kepulauan Riau dengan pertimbangan jumlah kasus positif corona di Surabaya.

3 Milenial asal Kota Surabaya menanggapi isu tersebut dengan memberikan pendapat, solusi, maupun upaya yang telah dilakukan untuk menjaga diri selama masa pandemi Covid-19 di Surabaya.

Tonny Adam Aflando (22) asal Benowo mengatakan bahwa langkah pemindahan pasien Covid-19 ke pulau terpencil mungkin bisa jadi solusi untuk kurang terakomodasinya pasien di RS yg ada di surabaya yg meningkat. Tapi yang perlu digarisbawahi justru bagaimana meminimalisir pertumbuhan Covid-19 yang terus meningkat. atau bahkan memotong penyebarannya.

“Langkah ini seolah menjadi bukti keterlambatan atas kondisi yang terjadi, karena langkah yang terkesan mendadak dan mencoba mencari jalan keluar baru dari kondisi yang sudah kacau,” ujar Tonny kepada TIMES Indonesia, Jumat (3/7/2020).

Jika langkah tersebut dilakukan menurut Tonny maka akan bumerang kembali untuk pemerintah. Apakah langkah yg diambil ini sebagai langkah preventif atau justru membuang anggaran penanganan Covid-19. 

Sementara Akiyar Tri Cahyono (22) asal Keputih mengatakan bahwa dirinya kurang setuju karena menurutnya sebagian besar pasien yang berada di Rumah Sakit (RS) wilayah Kota Surabaya juga berasal dari kota lain.

Setidaknya apabila pasien Covid dari kota lain bisa ditangani oleh Pemdanya masing-masing tidak perlu dirujuk ke Surabaya, agar tidak menambah beban tenaga medis yang bekerja di kota Surabaya.

“Selain itu, apabila ada pemindahan pasien Covid dari surabaya ke pulau Galang akan menjadikan masyarakat terasingkan, belum lagi ditakutkan timbul statemen negatif masyarakat kepada pemerintah mengenai penanganan Covid yang tidak bisa dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing,” tambah Akiyar.

Tri Nawang Sari (22) asal Wiyung mengatakan bahwa pemindahan pasien Covid-19 ke pulau terpencil akan menjadi sebuah dilema karena menurutnya pemerintah telah banyak menerapkan upaya pencegahan dan minimalisir pertambahan pasien positif.

“Jika saya berkata setuju mungkin 20% saya anggap itu upaya untuk menemukan sebuah ide tentu itu tidak mudah.  tapi 70% adalah pertanyaan atau implementasinya. sejauh mana pertimbangan tersebut dapat menjamin keberhasilan penyembuhan diatas 60%?,” tanya Nawang.

Ketiga milenial asal Surabaya tersebut juga mengaku telah melakukan upaya untuk menjaga diri dan lingkungan dari virus Covid-19. Rajin mencuci tangan dan memakai masker adalah kegiatan yang selalu mereka lakukan. Terlebih ketiganya sama-sama mengatakan tidak keluar bila tidak sangat benar-benar membutuhkan waktu untuk keluar.

Tonny Adam mengatakan kesadaran masyarakat harus terus ditingkatkan. Selanjutnya aksi nyata dari pemerintah dalam penanganan Covid-19 juga harus dibuktikan.

“Kajilah bantuan-bantuan yang diturunkan, transparansi anggarannya, cek lapangan, baca keadaannya, pemerintah punya peran penting disini. Gerakkan bisnis-bisnis yang sedang berjalan biar bisa saling bantu membantu biar banyak dukungan, protokol kesehatan ditingkatkan,” ujar Tonny.

Sementara menurut Akiyar sebagai generasi milenial yang erat dengan media sosial, jalan yang bisa ditempuh adalah lebih memberikan sosialisasi/edukasi mengenai pentingnya protokol kesehatan melalui media sosial,  mengingatkan apabila adanya pelanggaran protokol kesehatan.

“Untuk solusi mengenai pemindahan pasien Covid ke pulau galang mungkin lebih memanfaatkan rs darurat yang ada di Jawa Timur, kemudian melakukan tracking dengan rapid test massal di kota-kota yang zona merah agar kasus Covid lebih cepat diketahui dan di tangani,” tambahnya.

Terakhir menurut Nawang hendaknya masyarakat sadar diri tentang disiplin sesuai protokol kesehatan untuk mengurangi perkembangan Covid-19 di Surabaya. Mereka yang harus bekerja tetap dapat mentaati aturan yang ada dan pemerintah harus mendukung masyarakat dengan tanggap. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Lucky Setyo Hendrawan

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES