Kopi TIMES

Mahasiswa Baru, Jemput Bola dan Pandemi Covid 19

Rabu, 01 Juli 2020 - 22:00 | 137.59k
Hanafi, Mahasiswa IAIN Madura.
Hanafi, Mahasiswa IAIN Madura.

TIMESINDONESIA, MADURA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona masih wajib dilaksanakan secara daring hingga ada kebijakan lebih lanjut. Terutama bagi mahasiswa baru. “Karena keselematan adalah nomor satu, saat ini perguruan tinggi masih melakukan secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi, sampai saat ini belum berubah, jadi masih melakukan secara daring. Itu adalah keputusan dari kemendikbud saat ini,” terang Nadiem dalam konferensi video Panduan Penyelenggara Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid 19, Senin (15/62020).

Lebih lanjut dijelaskan, meski tahun akademik perguruan tinggi 2020/2021 tetap dimulai pada Agustus 2020 dan tahun akademik pendidikan tinggi keagamaan pada September 2020, pembelajarannya masih harus dilakukan secara daring untuk semua zona.

“Pembelajaran di perguruan tinggi di semua zona masih dilakukan secara daring, masih online, belum belajar tatap muka, belum masuk,” papar Nadiem.

Alasan mengapa kampus dilarang untuk tatap muka, menurut Nadiem, Universitas memiliki potensi mengadopsi pembelajaran jarak jauh lebih mudah ketimbang pendidikan menengah dan dasar. Untuk mata kuliah yang tidak dapat dilaksanakan secara daring, Nadiem menyarankan untuk meletakannya di bagian akhir semester. Kecuali untuk sejumlah aktivitas prioritas yang memengaruhi kelulusan mahasiswa, maka pemimpin perguruan tinggi boleh mengizinkan mahasiswa untuk ke kampus.

Melihat keputusan Nadiem tersebut akan menjadi sejarah baru bagi perguruan tinggi terutama mereka yang baru saja resmi berstatus menjadi mahasiswa baru yang diawal-awal ini akan mengawali proses perkuliahan secara daring. Dalam keputusan Kemendikbud yang dituangkan dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri menetapkan sejumlah ketentuan salah satunya yakni tahun akademik 2020/2021 dimulai pada bulan Agustus 2020 sedangkan untuk tahun akademik pendidikan tinggi keagamaan dimulai pada bulan September 2020.

Keputusan tersebut diambil oleh Pak Menteri sebagai konsep baru dalam menjalankan aktifitas pendidikan tinggi di masa pandemi ini dan pertimbangan khusus bahwa perguruan tinggi dianggap jauh lebih besar dan lebih mudah mengadopsi pembelajaran jarak jauh ketimbang pendidikan SD hingga SMA dengan tetap sesuai juknis ketat protokol kesehatan Covid 19.

Meskipun ada pengecualian yang ditetapkan pada aktivitas prioritas seperti yang berhubungan dengan tingkat kelulusan mahasiswa, dimana aktivitas tersebut sulit dilakukan secara daring. Sebagai mahasiswa yang akan menyambut tahun ajaran baru 2020/2021 kembali merasa sebuah kerinduan besar akan suasana belajar di dalam kelas secara tatap muka. Berbeda bagi mereka yang berstatus sebagai mahasiswa baru yang baru saja terdaftar di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang akan mengawali perkuliahan secara daring dan menjadikan catatan sejarah bagi mereka yang bisa dikatakan lulusan tingkat menengah angkatan Covid 19 menjadi sebagai mahasiswa baru (maba) angkatan Covid 19 tahun ajaran 2020/2021.

Mahasiswa baru nantinya akan segera mengenyam kehidupan barunya di dalam kampus dan akan merasakan hangatnya dunia intelektual yang nuansa itu pasti mereka jumpai dengan berbeda secara iklim kehangatan intelektual bila dibandingkan semasa waktu sekolah menengah. Sebagai wajah baru, mengacu kepada teori tabularasa mahasiswa baru diibaratkan seperti kertas kosong yang harus diisi dengan berbagai coretan tinta-tinta emas selama proses mereka.

Karena mereka adalah subjek-aktif dan kampus sebagai ladang untuk merangsang berfikir kritis dan mentransformasikan ilmu semaksimal mungkin. Makanya untuk memulai kegiatan masa baru mereka menjadi mahasiswa nantinya akan menemui kegiatan awal di dalam kampus seperti kegiatan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), PKKMB (Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru), atau PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) yang memiliki tujuan diantaranya seperti untuk mengenal satu angkatan, adaptasi dengan lingkungan kampus, mengetahui kondisi kampus, belajar tentang kerja sama, melatih mental, mengetahui sistem akademik, mengetahui fungsi dan tugas mahasiswa, mengetahui organ yang ada di intra maupun ekstra kampus, mengenalkan program studi, dan lain sebagainya.

Namun, bagi mahasiswa baru (maba) di masa angkatan Covid 19 kegiatan tersebut tidak akan diperoleh seperti biasanya untuk dapat bertatap muka, palingan hanya diperoleh secara daring. Padahal kegiatan OSPEK, PKKMB atau PBAK tersebut sangat penting bagi mahasiswa baru untuk memberikan edukatif secara langsung sebagai sarana pembinaan dan adaptasi lingkungan pendidikan tinggi yang menitikberatkan pada pengembangan rangsangan untuk mengembangkan potensial diri mereka baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik mereka. Dengan tidak adanya masa OSPEK, PKKMB, atau PBAK ini secara langsung, meskipun dapat dilaksanakan secara daring.

Mahasiswa baru harus segera menjemput bola untuk menggali informasi seputar dunia yang ada di dunia barunya yaitu kampus. Karena jika hanya mengandalkan bola datang dari dosen dinilai kurang efektif apabila tidak mempersiapkan bekal sebaik mungkin, seperti peribahasa mengatakan lebih baik menyediakan payung sebelum hujan datang, apalagi hanya secara daring ini. Makanya, menjemput bola akan memberikan simbol proses yang berbeda ketimbang menunggu bola itu datang.

Hal itu bisa dilakukan oleh mahasiswa baru contohnya seperti mengenali lingkungan yang ada di dalam kampus dengan bertanya-tanya melalui teman yang sudah menjadi mahasiswa atau sudah lulus sebagai sarjana tentang perkuliahan, bertanya dengan dosen-dosen tentang perkuliahan yang memiliki kenalan apabila ada yang sangat kurang di mengerti, dan paling esensial adalah semangat menjemput bola dengan memaksimalkan belajar. Karenanya hal tersebut merupakan bekal awal untuk mengawali proses perkuliahan mereka dalam menempa dirinya menjadi mahasiswa aktif ke depan.

Seperti yang kita ketahui proses pembelajaran secara tatap muka berbeda dengan secara daring yang dinilai masih lebih efektif secara tatap muka dalam merangsang dan menyentuh aspek kognitif, afektuf, dan psikomotoriknya ketimbang secara daring. Karena dari kamaren-kemaren selama menjalankan perkuliahan secara daring terdapat beberapa hambatan-hambatan yang menjadi kendala bagi mahasiswa, contohnya yang paling urgen adalah sarana dan prasarana yang masih menjadi kendala serius bagi mahasiswa untuk mengjangkau perkuliahan secara maksimal, apalagi seperti mereka yang berada di pelosok desa yang notabenya jauh dari sinyal.

Tidak ada kata lain selain Kemendikbud memberikan solusi terbaiknya selain juga dosen mempersiapkan strategi model pembelajaran yang lebih efektif dan mahasiswa baru wajib memaksimalkan proses pembelajaran dengan sebaik mungkin selama menghadapi aktif kuliah ke depan. Nantinya selama proses pembelajaran dari dosen, mahasiswa akan diperkenalkan dengan SKS (Satuan Kredit Semester) yang berbentuk banyaknya mata kuliah yang ini merupakan satuan beban studi pada mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa.

Karenanya mahasiswa pada umumnya harus menjadi subyek-aktif seperti teori merdeka belajar yang diimpikan oleh Nadiem agar lebih merdeka dalam belajar sehingga membentuk pribadi yang peka dan kritis menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks. Maka sebagai mahasiswa baru (maba) harus segera menjemput bola dan tidak banyak menunggu waktu dari dosen untuk menerima materi yang hanya terbatas di ruang hampa maupun daring ini. 

Di serba online ini bagi mahasiswa baru (maba) mungkin dalam mengoperasionalkan tekhnologi baginya sudah tidak asing lagi karena penulis yakini bahwa mereka sudah melek akan tekhnologi. Tetapi yang menjadi catatan penting bagi mereka adalah bahwa modal melek tekhnologi saja tidak cukup apabila tidak diimbangi dengan semangat dalam belajar dan dapat memanfaatkan tekhnologi sebaik mungkin demi kepentigan belajar. Contohnya, memanfaatkan handphone agar lebih mudah mencari informasi seputar mata kuliah dan memperbanyak sumber bacaannya demi memperkaya wawasan hingga hal lainnya berkaitan dengan kepentingan belajar. Ungkapan Bung Hatta “Aku asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas”.  

Ungkapan tersebut menandakan bahwa pentingnya memperkaya wawasan dengan memperbanyak studi literatur bacaan agar lebih matang dan maksimal selama kuliah. Selain dengan memperkuat bacaan bagi mahasiswa baru (maba), bisa memperbanyak melakukan diskusi dengan teman satu kelas atau bahkan di luar kelasnya agar dapat memperbanyak pengetahuan dan wawasan sehingga juga memperoleh pemahaman tidak hanya sekedar pemahaman subjektifitas (pribadi) melainkan lebih objektifitas (umum).

Makanya, dibutuhkan bahan diskusi seperti yang ada dalam dunia filsafat antara hubungan tesis (pernyataan ) dan antithesis (pertentangan) sehingga menghasilkan sintesa (kesimpulan). Selain itu bisa juga dengan mengikuti beberapa diskusi online yang familiar tersebar di sosmed yang biasanya sering diadakan oleh organ intra kampus maupun eksternal kampus. Karena, hal ini sangat penting dalam menjembatani mereka untuk menggali potensi aspek kognitifnya.

Selain itu mahasiswa baru juga bisa menjemput bola dengan melakukan komunikasi-komunikasi dengan mahasiswa lain atau istilahnya senior mereka, baik yang sudah lebih awal menjadi mahasiswa atau mereka yang sudah menjadi sarjana. Kesadaran sebagai mahasiswa harus memiliki semangat belajar dengan menumbuhkan sifat haus akan dengan ilmu pengetahuan sebagai bentuk responsif orang yang sedang berproses atau pembelajar.

Mengutip ungkapan Filsuf Socrates “Bahwa semakin manusia belajar maka semakin mereka tidak mengetahui apa-apa”. Dalam hal ini mahasiswa baru (maba) harus aktif dalam menjemput bola untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dalam mengawali perkuliahan secara daring di masa Pandemi Covid 19 ini. Marilah sambut di awal perkuliahan di masa pandemic Covid 19 meskipun secara daring terlebih mereka sebagai mahasiswa baru yang merupakan estafed perkembangan mahasiswa berikutnya di bangsa Indonesia. Tetap semangat !! Salam mahasiswa !!

***

*) Oleh: Hanafi, Mahasiswa IAIN Madura.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES