Peristiwa Internasional

Virus Flu Baru Berpotensi Pandemi Ditemukan di China

Rabu, 01 Juli 2020 - 07:13 | 39.22k
Strain flu baru mirip dengan flu babi yang menyebar secara global pada tahun 2009 (FOTO: Getty Images/BBC)
Strain flu baru mirip dengan flu babi yang menyebar secara global pada tahun 2009 (FOTO: Getty Images/BBC)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Para ilmuwan mengidentifikasi jenis virus flu baru di China yang berpotensi menjadi pandemi yang dibawa babi dan bisa menginfeksi manusia.

Jenis flu baru yang telah diidentifikasi itu mirip dengan flu babi 2009, tetapi dengan beberapa perubahan baru. Sejauh ini virus itu tidak menimbulkan ancaman besar.

Namun, Prof Kin-Chow Chang dan rekan-rekannya yang telah mempelajarinya mengatakan, bahwa virus ini adalah salah satu yang harus diawasi. 

Para peneliti itu khawatir bahwa itu bisa bermutasi lebih lanjut sehingga bisa menyebar dengan mudah dari orang ke orang, dan memicu wabah global.

Dilansir di BBC, Selasa (30/6), para peneliti menyebut virus ini memiliki semua ciri yang sangat disesuaikan untuk menginfeksi manusia.

Dalam jurnal Prosiding National Academy of Science, para peneliti itu menulis, diperlukan pemantauan ketat kepada para pekerja industri babi untuk pengendaliannya.

Karena virus ini baru, orang hanya memiliki sedikit kekebalan atau tanpa kekebalan terhadap virus. "Kita seharusnya tidak mengabaikannya," kata Kin.

"Saat ini kita sedang teralihkan dengan Virus Corona (Covid-19). Tetapi kita tidak boleh lupa akan potensi virus baru yang berbahaya. Kita seharusnya tidak mengabaikannya," ujar Kin-Chow Chang yang bekerja di Universitas Nottingham di Inggris itu.

Virus, yang oleh para peneliti itu disebut G4 EA H1N1 ini bisa tumbuh dan berkembang biak di sel-sel yang melapisi saluran udara manusia.

Studi itu menyebutkan G4 secara genetik diturunkan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada tahun 2009.

Seperti dilansir Hindustantimes para ilmuwan itu mengatakan, virus flu baru G4 ini memiliki semua ciri penting dan sangat beradaptasi untuk menginfeksi manusia serta membutuhkan pemantauan ketat.

Virus ini adalah campuran unik dari tiga garis keturunan, satu mirip dengan strain yang ditemukan pada burung Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi 2009, dan H1N1 Amerika Utara yang memiliki gen dari virus flu burung, manusia, dan babi.

Varian G4 secara khusus memprihatinkan karena intinya adalah virus flu burung, yang tidak memiliki kekebalan pada manusia, dengan campuran beberapa jenis mamalia.

Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bukti infeksi mulai pada orang yang bekerja di rumah pemotongan hewan (RPH) dan industri babi di China. 

Vaksin flu saat ini tampaknya tidak melindungi dari virus itu meskipun vaksin dapat diadaptasi untuk melakukannya jika diperlukan.

Kepala Departemen Kedokteran Hewan di University of Cambridge, Prof James Wood juga mengingatkan dengan temuan ini semua harus terus waspada menghadapi resiko munculnya patogen baru.

"Hewan ternak yang memiliki kontak yang lebih besar dengan manusia dibandingkan dengan satwa liar, bisa bertindak sebagai sumber virus pandemi penting," kata James Wood.

Seorang jurubicara WHO mengatakan, virus influenza babi mirip unggas Eurasia diketahui beredar di populasi babi di Asia dan dapat menginfeksi manusia secara sporadis.

Dua kali setahun selama pertemuan komposisi vaksin influenza, semua informasi tentang virus ditinjau dan kebutuhan akan virus kandidat vaksin baru dibahas.

"Kami akan dengan cermat membaca makalah ini untuk memahami apa yang baru. Ini juga menyoroti bahwa kita tidak dapat menurunkan kewaspadaan kita terhadap influenza. Kita harus waspada dan melanjutkan pengawasan bahkan selama pandemi Covid-19," katanya.

Para ilmuwan mengidentifikasi jenis flu baru di China yang berpotensi menjadi pandemi yang dibawa babi dan bisa menginfeksi manusia. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES