Peristiwa Daerah

Anis Matta Ingatkan Hal ini Saat Presiden RI Jokowi Marah

Selasa, 30 Juni 2020 - 20:54 | 28.60k
Anis Matta menganggap Indonesia sudah memasuki tahap negara gagal dalam penanganan Covid-19. (FOTO: Courtesy of Anis Matta for TIMES Indonesia)
Anis Matta menganggap Indonesia sudah memasuki tahap negara gagal dalam penanganan Covid-19. (FOTO: Courtesy of Anis Matta for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Muhammad Anis Matta mewanti-wanti pemerintah mengenai dampak pandemi Covid-19 yang bisa menyebabkan negara gagal jika melihat perkembangan situasi nasional saat ini.

"Situasi nasional sekarang sudah menunjukkan tahap negara gagal, apa yang beliau sampaikan (baca: Presiden Joko Widodo) nampak negara sudah kehilangan efektifitasnya," kata Anis Matta menanggapi beredarnya video Presiden Jokowi marah.

Hal itu disampaikan Anis Matta dalam sebuah seminar politik daring bertajuk 'Mengapa Negara Gagal' yang digelar oleh Narasi Institute dan dipandu Ahmad Nur Hidayat, Senin (29/6/2020).

Hadir dalam acara tersebut, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon; dua ekonom senior Fadhil Hasan dan Aviliani; mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier; Guru Besar Pertanian IPB Didin S Damanhuri dan mantan Ketua KEIN Andri BS Sudibyo. 

Menurut Anis Matta apabila banyak instrumen seperti yang disampaikan Presiden Jokowi tidak ada progresnya, maka efektifitas sebuah negara mulai dipertanyakan.

"Ini peringatan serius buat pemerintah, secara jujur harus dievaluasi, apakah kabinet Jokowi saat ini, kabinet pesta atau kabinet kerja," tegas Anis Matta.

"Ini serius karena satu dari tiga tanda negara gagal, Indonesia sudah memasukinya," tambahnya.

Ia menegaskan ada tiga jebakan negara gagal yang harus dihindari pemerintahan Joko Widodo - Ma'ruf Amin agar terhindar sebagai negara gagal bahkan kolaps.

Jebakan pertama adalah kapasitas, khususnya di tingkat kepemimpinan nasional. Jebakan kedua mengenai keamanan dimana terjadinya kontraksi antara kebebasan demokrasi versus pengendalian sosial, artinya kontrol negara terhadap publik.

"Jebakan ketiga adalah jebakan legitimasi publik dan koalisi partai pemerintah yang sudah nampak mulai menyelamatkan diri masing-masing," tandas Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini.

Anis Matta berharap Presiden Jokowi dapat membuat tiga klaster untuk mengatasi jebakan negara gagal saat ini. Agar krisis berlarut bisa diatasi tidak hanya sekedar melakukan reshuffle kabinet.

Jokowi harus membentuk klaster ilmuwan atau para saintis terbaik bangsa agar pemerintah bisa memahami krisis pandemi Covid-19 ini secara mendalam dan tepat. Lalu, klaster public service khususnya sektor kesehatan, sektor sosial, sektor pendidikan dan ekonomi. Lalu terakhir adalah klaster geopolitik.

"Ketiga klaster ini masih minim mendapat penanganan oleh pemerintah, bahkan kalau saya melihat strategi geopolitik kita nampak tidak punya arah," ujar Anis Matta.

Ekonom Indef Fadhil Hasan mengungkapkan bahwa ekonomi Indonesia saat ini memasuki resesi, dimana pertumbuhan ekonomi sudah dibawah minus. 

"Pengangguran sekarang sudah diatas 13 juta atau lebih dari 10 persen. Hal ini perlu diwaspadai pemerintah," ungkap Fadhil.

Mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier bahkan menilai APBN saat ini sedang 'sekarat', sebab roda pemerintahan tidak bisa berjalan tanpa ditopang dengan utang. Tahun depan diperkirakan utang Indonesia akan melejit menjadi 40 persen dari PDB.

"Jadi roda pemerintahan tidak bisa berjalan kalau tidak ditopang oleh utang," tandas Fuad Bawazier.  

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon berharap agar Presiden Jokowi tidak mengeluh di depan publik, sebab akan menimbulkan respon yang beragam, baik yang pro maupun kontra.

Anis Matta kembali menekankan bahwa jika instrumen-instrumen penting di Indonesia seperti yang disampaikan Presiden Jokowi tidak ada progresnya, maka efektifitas sebuah negara mulai dipertanyakan. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES