Politik

Risma Sujud di Kaki Dokter, Ini Komentar Politisi Nasdem

Selasa, 30 Juni 2020 - 16:29 | 33.46k
Wakil Ketua DPW Partai NasDem Jatim Bidang Media dan Komunikasi Publik, Vinsensiu Awey. (Foto: areknews)
Wakil Ketua DPW Partai NasDem Jatim Bidang Media dan Komunikasi Publik, Vinsensiu Awey. (Foto: areknews)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Insiden Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sujud di kaki dokter paru Dr Soetomo Surabaya pada Senin (29/6/2020) menjadi viral. Terkait hal itu, politisi Partai NasDem, Vinsensiu Awey pun mengkritisi sikap Risma.

"Kadang saya tidak habis pikir dengan sikap Risma yang terkadang mudah meledak, mudah nangis dan mudah bersujud," ujar Wakil Ketua DPW Partai NasDem Jatim Bidang Media dan Komunikasi Publik ini.

Menurutnya pemandangan yang sama bukanlah hal baru. Bersujud yang tertangkap oleh kamera sudah 2 sampai 3 kali.

Vinsensius mengatakan bahwa apa yang disampaikan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Surabaya beberapa hari lalu kurang lebih sama, yakni terkait kesadaran dan kepatuhan warga Kota Surabaya mengikuti protokol mitigasi kesehatan yang masih kurang.

Namun, pada saat itu Wali Kota Risma menanggapi pernyataan presiden dengan nada sedikit membantah terkait jumlah persentase yang dipaparkan.

Menurut Vinsensius, bersujudnya Risma sampai 2 kali itu sesungguhnya ingin menunjukan ketidakmampuan Risma dalam menertibkan warganya agar patuh untuk menjalankan protokol kesehatan agar pasien tidak terus bertambah.

"Dan atau mau menunjukan kepada publik bahwa seakan akan pengelola RS dr Soetomo sangat kejam dan bertindak tidak adil terhadap warga Kota Surabaya karena berkali kali menolak untuk bertemu dan berkoordinasi dengan risma?" tutur Vinsensius.

Vinsensius menambahkan, kalau tujuan Risma sujud adalah pilihan yang kedua, maka hal tersebut berbahaya karena dapat menyesatkan penggiringan opini dari hal yang benar bisa menjadi tidak benar dan sebaliknya.

Padahal data yang dimiliki, RS dr Soetomo per hari ini telah dihuni oleh 79 persen warga kota Surabaya (ber KTP surabaya). Jadi apa sesungguhnya pesan yang ingin disampaikan oleh Risma dengan cara menngis dan bersujud ?

"Beda halnya kalau RS dr Soetomo bertindak diskriminatif terhadap warga Kota Surabaya. Nah kalau itu yang terjadi bolehlah walikota bersujud berkali kali dan meminta belas kasihan. Saya pribadi juga akan ikut bersujud juga untuk mohon belas kasihan pihak rumah sakit juga," ungkapnya

Dan yang paling membahayakan, kata Vinsensius, adalah kalau sampai 'bermain korban' (victim playing) seolah-olah memposisikan diri sebagai seorang korban untuk berbagai alasan dan ujung-ujungnya mengalir simpati kepada korban.

"Sisi lain hujatan kepada pihak RS dr Soetomo dan Pemprov yang diposisikan sebagai subyek yang menindas korban. Mudah-mudahan tidak seperti itu. Karena victim playing ini sangat berbahaya dan menyesatkan. Kita tidak inginkan itu terjadi," tambahnya.

Mantan DPRD Kota Surabaya itu menuturkan kalaupun benar Risma merasa bersalah, maka perlulah seluruh jajaran ASN yang ada di bawah satu komando Wali Kota untuk memiliki sense of crisis.

Dengan demikian dengan segala kemampuan yang dimiliki untuk bekerja keras memutus rantai covid-19 dan atau mengurangi penyebaran pandemi covid-19 ini, bukannya meledak-ledak, menangis dan bersujud. Ketiga hal itu tidak mampu untuk menurunkan jumlah pasien covid.

"Bangkitlah ibu Wali Kota Surabaya kami yang tercinta, mari kita semua bergotong royong, bersinergi dan bekerja keras untuk sungguh sungguh memerangi pandemi covid ini. Jangan lagi lah antar kepala daerah saling perang opini dan apalagi penggiringan opini. Cukup sudahlah dan akhirilah, karena itu semua tidak akan mampu menurunkan jumlah pasien covid-19 dan justru akan menambah keruwetan di tengah masyarakat sendiri," ujar politisi Partai Nasdem ini untuk Tri Rismaharini. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES