Tekno

Gara-gara Ujaran Kebencian, Facebook Mulai Ditinggalkan Brand Dunia

Selasa, 30 Juni 2020 - 11:21 | 108.05k
Logo Facebook di Nasdaq MarketSite. (Poto: /Richard Drew)
Logo Facebook di Nasdaq MarketSite. (Poto: /Richard Drew)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Sejumlah merek atau brand dunia berhenti beriklan di media sosial, salah satunya Facebook. Keputusan brand-brand dunia ini disebabkan Facebook dan grupnya sangat lamban dalam mengatasi ujaran kebencian atau hate speech.

Menurut informasi dari The Verge, salah satu brand dunia yang menghentikan keputusan beriklan di Facebook yakni Starbucks. Dalam postingan blog resminya, Starbucks menentang adanya ujaran kebencian. Mereka juga menyatakan baik pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan harus bersama-sama untuk melakukan perubahan nyata.

"Kami menghentikan sementara iklan pada seluruh platform media sosial sementara melanjutkan diskusi secara internal, dengan media partner dan organisasi hak sipil untuk upaya setop penyebaran ujaran kebencian," tulis keterangan resmi Starbuck.

Starbucks menilai keputusan ini berlaku untuk semua platform, kecuali YouTube. Starbucks tetap akan mengunggah sejumlah postingan di media sosial, namun tidak melakukan promosi berbayar.

Meski begitu, Starbucks tidak secara resmi ikut kampanye Stop Hate For Profit yang digelar sejumlah organisasi termasuk Anti-Defamation League dan NAACP. Gerakan ini secara khusus menunjuk Facebook serta kebijakan moderasi mengenai ancaman kekerasan, misinformasi, dan ujaran kebencian.

Sebelumnya, nama-nama merek besar sudah lebih dahulu melakukan boikot iklan di platform milik Mark Zuckerberg tersebut pada Juli 2020, antara lain Unilever, Verizon, North Face, Patagonia, Ben&Jerry's, Magnolia Pictures, Honda, dan Hershey. Bahkan, Coca Cola melangkah lebih jauh dari sejumlah merek tersebut.

Perusahaan minuman soda itu memutuskan tidak beriklan di seluruh platform media sosial secara global mulai awal Juli. Akibat boikot tersebut, saham Facebook turun sebanyak delapan persen pada Jumat, 26 Juni 2020 lalu yang mengakibatkan kekayaan Zuckerberg turun hingga US$7 miliar atau sekitar Rp100 triliun.

Terkait hal ini, Facebook tidak secara langsung berkomentar soal gerakan Stop Hate for Profit. Kendati tidak berkomentar, namun Facebook melakukan sejumlah perubahan untuk mengatasi kritik terhadap sejumlah kebijakan yang dikeluarkannya pada minggu lalu.

Perubahan ini langsung diumumkan sendiri oleh Kepala Eksekutif Facebook, Mark Zuckerberg. Isi dari kebijakan itu adalah membuat aturan baru soal konten ujaran kebencian (hate speech) dan melarang adanya iklan yang mendorong perpecahan secara rasial.

Dalam aturan barunya, Facebook juga akan melarang klaim soal orang dari ras, etnis, asal negara, agama, kasta, orientasi seksual, identitas gender atau status imigrasi tertentu merupakan ancaman untuk keamanan fisik, kesehatan atau keberlangsungan hidup bagi orang lain.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES