Indonesia Positif

Desertasi Doktor UM Jember Soal Konsep B2C Dilirik Kampus Dalam dan Luar Negeri

Senin, 29 Juni 2020 - 17:14 | 75.10k
Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Haris Hermawan, S. E., M. M., yang meraih gelar doktor Manajemen dari Unej. (FOTO: Humas UM Jember/AJP TIMES Indonesia)
Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Haris Hermawan, S. E., M. M., yang meraih gelar doktor Manajemen dari Unej. (FOTO: Humas UM Jember/AJP TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Disertasi berjudul Pengaruh Elemen Marketing Communication, Relationship, Commitment, Business to Costumer Relationship Quality terhadap Loyalitas Pelanggan pada Industri Roti mengantarkan Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Jember (UM Jember) Dr. Haris Hermawan, S. E., M. M., meraih gelar doktor Manajemen dari Universitas Jember (Unej).

Saat diwawancarai beberapa waktu lalu, Haris menceritakan tentang disertasi yang diangkatnya.

Dia mengatakan bahwa saat ini penggunaan media sosial (medsos) untuk media promosi berbagai macam produk sangat gencar.

Termasuk produk panganan seperti roti. Namun, Haris memandang bahwa pedagang atau pengusaha roti belum memanfaatkan medsos secara maksimal sebagai alat marketing. 

"Penggunaan medsos masih seputar gaya hidup. Padahal, jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 130 juta atau sekitar 48% dari populasi," kata Haris.

Berangkat dari hal tersebut, Haris menerapkan konsep B2C (Business to Costumer) yang menjadi tantangan dan peluang bagi pemberdayaan individu (empowering the individual) untuk co-creation (saling berbagi karya, manfaat, dan keuntungan) dan Ubiquitous Learning (belajar dan bekerja dengan memanfaatkan teknologi di manapun berada).

"Orang kebanyakan mendapat akses pada jejaring digital untuk mendapatkan pengetahuan, berkomunikasi global, dan menjalankan bisnis," ujarnya.

Menurut Haris, B2C Relationship Quality dapat diterapkan di perguruan tinggi, dunia usaha dan industri serta lembaga zakat. 

"Karena zakat bukan hanya memberi uang tapi juga peluang bagi kaum muztad’afin (kaum tak berdaya) yang semakin meningkat karena pandemi Covid-19," terangnya.

Haris menuturkan, metode yang diterapkan dalam B2C Relationship Quality berbasis platform technology digital berupa kustomisasi dan personalisasi relationship. 

“Misal mahasiswa yang terdampak pandemi, maka perguruan tinggi memberikan capture value (fasilitas untuk nilai tambah) berupa aplikasi crowdsourcing. Dari hal tersebut, nantinya mahasiswa dapat berpenghasilan dan dunia usaha akan juga terbantu dengan kehadiran kewirausahaan mahasiswa program kampus mereka. Mereka belajar sebagai cooperative education maka bisnis akan menggeliat, kumpulan keuangan tersebut dikelola oleh perguruan tinggi berupa crowdfunding," urainya.

Haris menambahkan, karena masih sedikit penelitian yang menggunakan konsep B2C Relationship Quality tersebut, penelitiannya mulai dikembangkan melalui post doctoral fellow oleh International Institute of Islamic Thought (IIIT) Washington DC dengan mentoring Prof. Dr. Habib Chirzin.

"Penelitian ini juga mendapat apresiasi untuk joint reseach dari Wakil Rektor 1 Institut Teknologi TELKOM Surabaya Dr. Bambang Lelono Widjiantoro, ST, MT.," imbuh Kaprodi Manajemen Fakultas Ekonomi Kampus Biru UM Jember Dr. Haris Hermawan, S. E., M. M. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES