Peristiwa Nasional

Risma Curhat RSUD dr Soetomo Tolak Bantuan APD, Ini Komentar Dokter Joni

Senin, 29 Juni 2020 - 19:03 | 33.69k
Dirut RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi.(Foto : Dok.TIMES Indonesia)
Dirut RSUD dr Soetomo dr Joni Wahyuhadi.(Foto : Dok.TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya, dr Joni Wahyuhadi angkat bicara terkait curhatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini soal penolakan bantuan alat pelindung diri (APD) di rumah sakit yang ia nahkodai.

Risma mengeluh beberapa kali bantuan yang ia tawarkan ditolak oleh pihak RSUD dr Soetomo. Termasuk saat akan memberikan bantuan APD sebagai bentuk partisipasi menangani pandemi Covid-19. 

Saat ditemui usai menghadiri hearing di Kantor DPRD Provinsi Jawa Timur, dr Joni Wahyuhadi menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ada konfirmasi sama sekali dari Pemkot Surabaya terkait rencana pemberian APD tersebut.

"Menghubungi Dokter Soetomo? Tidak. Tidak menghubungi saya," ucapnya.

Dokter Joni menambahkan, "Begini, karena ini ada WhatsApp dari kawan-kawan rumah sakit, sebagian rumah sakit perlu, yang sebagai rumah sakit rujukan itu kesulitan APD. Itu memang kebutuhan updatenya sedikit, tapi sedikit itu kan perlu APD. Monggo kalau mau ngasih bantuan bisa ke RS rujukan lainnya yang membutuhkan." 

Joni menyebutkan saat ini stok APD di rumah sakitnya masih cukup banyak. Untuk itu dirinya juga menyarankan pemkot seharusnya juga memperhatikan rumah sakit rujukan lain yang juga sangat membutuhkan banyak APD dan belum ter-backup khususnya RS Lapangan di Jalan Indrapura yang juga menangani banyak pasien asal Surabaya. 

"Daftar kami masih puluhan ribu APD. Pemkot juga tidak tahu dan saya juga tidak tahu masalah itu. Yang penting prinsipnya RSUD dr Soetomo selama kita masih ada, ya kami akan memanfaatkan yang ada, kalau nggak ada ya nggak ada," ujar Joni menambahkan. 

Hal tersebut tentunya menghindari APD sia=sia tidak terpakai karena stok APD RSUD dr Soetomo masih puluhan ribu yang diterima dari CSR dan Pemprov Jatim. Maka alangkah baiknya jika pemkot berniat memberikan bantuan bisa ditujukan ke rumah sakit darurat dan 99 rumah sakit rujukan. 

"Kami punya WA grup, kasihan rumah sakit darurat itu, dia harus diperhatikan. Kan ada juga pasien yang ke situ. Kami nanti serakah kalau misal semua bantuan kami terima," imbuhnya.

Joni melanjutkan, "Jadi selama kami masih cukup dari beli sendiri dari bantuan masyarakat dari bantuan Pemprov, ya kita kan memang yang masih cukup. Kalau kita nggak cukup, kita ya Pemkot yang bantu karena memang orang lain tidak memerlukan, ya kita bantu." 

Sebelumnya, Risma untuk kesekian kalinya menangis di hadapan publik setelah mendengar laporan dari para tenaga kesehatan yang bertugas khusus menangani Covid-19 di Balai Kota Surabaya.

Dalam komunikasi tersebut, Risma mendengar keluhan terkait penuhnya kapasitas bed di ruang isolasi yang ada di RSUD dr Soetomo.

Dari situ ia mulai menangis karena pihaknya sudah berulang kali mencoba berkomunikasi dengan RSUD dr Soetomo Surabaya, namun hasilnya tetap nihil. Bahkan Tri Rismaharini mengaku bantuan APD dari pemkot sempat ditolak. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES