Indonesia Positif

Samsul Arifin Rutin Sisihkan Penghasilan untuk Iuran Program JKN-KIS

Senin, 29 Juni 2020 - 16:46 | 40.42k
Samsul Arifin, peserta Mandiri Program JKN-KIS. (FOTO: Anggun LS)
Samsul Arifin, peserta Mandiri Program JKN-KIS. (FOTO: Anggun LS)

TIMESINDONESIA, JEMBER – Semakin banyak masyarakat yang merasa tertolong berkat mengantongi status aktif kepesertaan Program JKN-KIS (Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat). Salah satunya yakni, Samsul Arifin.

Bapak dua anak asal tersebut mengatakan bahwa manfaat program tersebut sangat dirasakan saat kedua anaknya jatuh sakit belum lama ini.

Pria kelahiran Jember, 25 November 1976 itu menceritakan bahwa awal 2020 lalu, anak bungsunya divonis terkena penyakit tifus oleh dokter di klinik yang jadi rujukannya.

Kondisi perekonomian keluarga yang tidak menentu membuat Samsul sedih. Jika dihitung, biaya perawatan yang dikeluarkan dengan pendapatan yang dia peroleh sebagai karyawan di saalh satu tempat fotokopian di Jalan Kalimantan, Jember kurang memadai.

"Saya sempat bingung awalnya. Uang untuk bayarnya darimana kira-kira," kata Samsul saat diwawancarai di tempat fotokopian yang jadi tempatnya bekerja, Senin (29/6/2020).

Namun beruntung bagi Samsul. Dia merupakan peserta mandiri yang tidak pernah absen membayar iuran Program JKN-KIS.

"Alhamdulillah, saat dirawat di klinik pakai kartu BPJS Kesehatan. Semuanya gratis. Termasuk obat-obatannya juga. Saya tidak nambah biaya apapun," ujar Samsul yang bergabung sebagai peserta JKN pada 2015.

Dia menerangkan, iuran JKN-KIS yang selalu dibayarkan setiap bulan berasal dari menyisihkan penghasilan yang dia dapat setiap bulannya.

"Saya nggak pernah absen. Nggak pernah nunggak. Walau pekerjaan begini tapi selalu saya sisihkan buat iuran JKN. Alhamdulillah selalu ada rezekinya," ucap pria yang telah beruban itu.

Saat disinggung mengapa tetap sanggup membayar iuran secara mandiri meski kondisi ekonomi masih sulit, Samsul menjawab ringkas.

Menurutnya, kesehatan adalah yang utama. Dengan tubuh yang sehat, lanjutnya, banyak hal yang dapat dilakukan termasuk mencari nafkah.

"Bayangkan kalau kita sakit, kira-kira bisa nggak kerja. Nggak bisa. Maka dari itu, sehat dulu baru kerja. Jangan terbalik. Banyak orang yang kerja dikebut tapi badan rontok. Kasihan keluarga kalau kita sakit," imbuh peserta Program JKN-KIS yang tak pernah absen membayar iuran tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES