Pendidikan

New Normal Sektor Pendidikan di China, Begini Penerapannya

Jumat, 26 Juni 2020 - 21:56 | 70.88k
Yayasan Ciputra Pendidikan saat melakukan DingTalk bersama Mr. Hongqiang Zhang dan partisipan lainnya. (Foto: Inntan Wulandari/TIMES Indonesia)
Yayasan Ciputra Pendidikan saat melakukan DingTalk bersama Mr. Hongqiang Zhang dan partisipan lainnya. (Foto: Inntan Wulandari/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – New Normal sudah berlaku di beberapa negara, salah satunya China. Namun bagaimana sebenarnya China menerapkan New Normal di dunia pendidikan agar satuan pendidik merasa aman dan nyaman belajar di rumah maupun di sekolah saat berada di tengah pandemi Covid-19?.

Menanggapi hal tersebut, Yayasan Ciputra Pendidikan berinisiatif untuk menggali pengalaman pelaksanaan new normal dari China di dunia pendidikan agar bisa mendapatkan contoh, mengingat China telah berhasil menerapkan new normal dan menekan angka Covid-19.

Executive Board Yayasan Ciputra Surabaya, Dr. Ir. Denny Bernardus, M.M mengungkapkan, dengan adanya pengalaman China yang berhasil menekan angka pasien Covid-19, Indonesia bisa belajar dari keberhasilan tersebut.

Yayasan-Ciputra-Pendidikan-b.jpg

"Belajar dari China yang sudah terlebih dahulu mengalami new normal dan berhasil menekan angka Covid-19 menurut saya penting. Ya tentu saja pelaksanaannya kita sesuaikan dengan kondisi di Indonesia," tutur Denny Bernardus.

Lanjutnya, dengan adanya pandemi Covid-19 di Indonesia ini tidak menjadi halangan untuk tetap memajukan pendidikan, namun tetap sesuai dengan protokol kesehatan yang ada.

"Kita tidak bisa tunduk terus menerus pada Covid-19 ini, bagaimanapun kita harus mengutamakan pendidikan namun tetap sesuai dengan protokol kesehatan," jelasnya.

Dalam hal ini, International Coorperative Programme dari Guangdong Lingnan Institute of Technology, Mr. Hongqiang Zhang mengatakan, China dan Indonesia tidak jauh berbeda, sehingga jika terjadi kolaborasi kedua negara tersebut akan menjadi satu jalan, terutama kolaborasi untuk menekan kasus Covid-19 di dunia.

"Orang Indonesia pernah memberi sumbangan berupa APD serta dukungan semangat untuk Wuhan, dan Wuhan juga pernah memberi sumbangan untuk Indonesia. China dan Indonesia tidak jauh berbeda sehingga jika kolaborasi bisa saling menguntungkan," terang Mr. Zhang saat Video Conference melalui DingTalk, Jumat (26/6/2020).

Lanjutnya, adanya Covid-19 ini merupakan pengalaman pertama yang dialami oleh China, sehingga negara tersebut sempat merasakan kebingungan bagaimana menjaga kesehatan terutama di satuan pendidikan.

"Covid-19 ini merupakan pengalaman pertama di China, sehingga awalnya juga kami tidak tahu bagaimana menjaga kesehatan untuk tenaga pendidik dan siswa-siswa di China," imbuh Mr. Zhang.

Pemerintah China juga menyarankan untuk melanjutkan belajar melalui online dengan DingTalk dan aplikasi lainnya. Dalam hal ini, seperti yang dirasakan Indonesia. China juga mengalami kendala dalam pembelajaran online tersebut.

"Jadi problem dalam pembelajaran online adalah koneksi internet yang tidak stabil seperti di desa atau pelosok," terang Mr. Zhang.

Mr. Zhang mengungkapkan, Menteri Edukasi dan Kesehatan di China telah mengeluarkan protokol yang general. Artinya, tidak hanya memiliki satu standart saja melainkan beberapa standart agar bisa diterapkan oleh semua instansi pendidikan di China.

"Memiliki satu standar akan menjadi susah, maka dari itu Menteri memiliki beberapa standar yang bisa disesuaikan oleh sekolah masing-masing," ungkap Mr.Zhang.

"Dari negara yang begitu luas dan jumlah murid yang begitu banyaknya, tidak mungkin kita membuat satu standart. Pasti ada beberapa sekolah yang tidak menerima standart tersebut sehingga nantinya akan tidak memenuhi protokol yang ada," lanjutnya.

Dalam hal ini, dengan mempersiapkan dengan matang sebelum siswa-siswa kembali ke sekolah, semuanya diberi pengetahuan dan mengandalkan evaluasi sehingga siswa dan pelajar sudah siap masuk sekolah dengan menerapkan protokol yang berlaku.

"Persiapan ada sejak sebelum anak-anak kembali ke sekolah, semua orang yang ada di lingkungan sekolah/kampus mulai dari satpam, staff, guru, dan murid semuanya disiapkan dengan pengetahuan dan mengandalkan evaluasi yang ada sehingga mereka sudah siap untuk masuk ke sekolah," jelas Mr. Zhang.

Dalam hal ini, Rektor Universitas Ciputra Surabaya Ir. Yohannes Somawihardja, M.Sc antusias dan menyatakan sepakat, begitu pentingnya menyiapkan prosedur new normal yang aman bagi anak didik di Indonesia.

"Universitas Ciputra antusias untuk belajar dari China. Sambil menunggu panduan dari pemerintah, ada beberapa hal yang memang kami sudah siapkan. Namun demikian, kami coba gali ilmu dari yang lebih dulu berhasil," terangnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES