Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Urgensi Kurikulum Pandemi

Sabtu, 13 Juni 2020 - 23:50 | 94.83k
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)
Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANGPOLEMIK masuk sekolah dengan tahun ajaran baru yang dipermasalahkan oleh banyak orang tua sudah dijawab oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa berbeda antara masuk sekolah kembali dengan mulainya tahun ajaran baru. Mulai tahun ajaran baru berkaitan dengan kalender akademik yang harus berlangsung sedang masuk sekolah kembali dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka antara guru dengan murid adalah soal lain.

Pada akhirnya pemerintah menyerahkan kepada pemerintah daerah sepenuhnya terkait kesiapan daerah tersebut untuk kembali melaksanakan pembelajaran di sekolah. Syaratnya yaitu daerah tersebut masuk zona hijau dan tetap melaksanakan protokol kesehatan yang ketat dalam pelaksanaanya. Meskipun demikian, beberapa survei yang sudah dilakukan oleh beberapa lembaga, peneliti dan pemerhati pendidikan menyimpulkan bahwa orang tua masih takut jika anak mereka kembali masuk sekolah. Bahkan ketika daerah mereka dinyatakan zona hijau sekalipun.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Disisi lain, hasil berbagai lembaga survei, banyak orang tua mengeluhkan keefektifan pembelajaran daring yang dilakukan dan dirasa sangat membebani siswa. Tugas yang terlalu banyak mengakibatkan anak over thinking dan stres jika belajar di rumah.

Semua kondisi tersebut bagai makan buah simalakama. Masuk sekolah takut akan penyebaran covid19, tidak masuk sekolah tidak setuju karena kurikulum terlalu padat.

Kurikulum yang diterapkan di Indonesia sekarang ini memang diseting sedemikian rupa untuk pembelajaran tatap muka di sekolah dengan durasi belajar 8 jam per hari apabila sekolah tersebut menerapkan full day school. Jika di sekolah sudah tersedia segala kebutuhan pembelajaran, dari sumber belajarnya, aktivitas belajarnya, dan alat evaluatornya. Guru akan dengan sangat mudah menerapkan kurikulum tersebut jika kondisi pembelajarannya tatap muka. Guru akan mudah menerangkan secara langsung kepada siswa, mengulangkanya jika pada saat itu dirasa kurang jelas. Guru akan bisa langsung menilai sikap siswa jika bertemu langsung dengan siswa karena dalam kurikulum kita harus ada penilaian sikap.

Dalam kondisi yang berbalik seperti sekarang, seharunya ada semacam penyederhanaan kurikulum atau sinkronisasi kurikulum belajar di rumah. Hal ini penting karena memang seharusnya tidak sama tagihan kompetensinya. Pembelajaran di sekolah tidak mudah langsung dibawa dan diterapkan dengan sistem online.

Kepadatan kurikulum yang sekarang diterapkan memang sengaja disusun supaya siswa lebih banyak kegiatan di sekolah. Waktu 8 jam berkegiatan di sekolah diharapkan mampu meredam aktivitas siswa di luar karena banyak sekali kegiatan-kegiatan yang negatif yang seharusnya tidak dilakukan oleh siswa selepas pulang sekolah. Rasionalnya, jika dengan padatnya siswa berkegiatan di sekolah, maka sepulang sekolah siswa akan merasa lelah dan tinggal beristirahat di rumah.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Sekarang, kondisi siswa sudah beraktifitas, belajar di rumah. Oleh karena itu seharusnya kurikulum disederhanakan. Materi-materi yang sekiranya terlalu padat seharusnya dikurangi. Kegiatan pembelajaran harusnya diintegrasikan dengan kegiatan siswa di rumah sehingga siswa, selain bisa beraktifitas belajar, mereka juga bisa beraktifitas layaknya orang normal di rumah. Pemerintah haruslah paham bahwa tidak semua yang ada di kurikulum bisa di terapkan dengan pembelajaran jarak jauh. Tentu bagian itu bisa dikurangi karena kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini akan berakhir.

Terlebih karena ketidaktahuan itu, ada baiknya Pemerintah menyusun kurikulum khusus untuk menghadapi pandemi.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

 

*) Penulis: Ganjar Setyo Widodo, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Islam Malang (UNISMA)

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Dhina Chahyanti
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES