Indonesia Positif Universitas Islam Malang

Persiapkan New Normal, FEB Unisma Malang Gelar Business Online Talk

Kamis, 11 Juni 2020 - 08:48 | 98.80k
Hasil capture acara Business Online Talk yang digelar oleh FEB Unisma Malang. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
Hasil capture acara Business Online Talk yang digelar oleh FEB Unisma Malang. (FOTO: AJP TIMES Indonesia)
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Dies Natalis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisma Malang yang ke 39, digelar Business Online Talk bersama Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional, Rabu (10/6).

Hadir sebagai pembicara Muhammad Andy Zaki selaku Wakil Sekjend TIK Nasional.

Dalam acara yang diselenggarakan secara webinar ini sangat diminati oleh peserta yang berasal dari akademisi, mahasiswa dan praktisi bisnis yang berasal dari seluruh Indonesia melalui berbagai media baik Zoom, Youtube maupun Facebook.

Host acara yang bertempat di Ruang K.H Masjkur lantai 4 Gedung Yayasan Universitas Islam Malang, dihadiri secara offline Pimpinan FEB Unisma yang terdiri Dekan, Wakil Dekan, Ketua Program Studi dan beberapa dosen selebihnya mengikuti via webinar. Acara dipandu oleh  Dr. Dwiyani Sudaryanti SE, MSi, Akt, CA (dosen FEB Unisma) dan dibuka oleh Dekan FEB Unisma.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Dalam sambutannya Dekan FEB Unisma Nur Diana  menyampaikan bahwa Kebijakan social distancing maupun physical distancing yang ditetapkan Pemerintah RI terkait dengan mewabahnya COVID 19 di Indonesiademi menghambat penyebaran virus, secara tidak langsung telah mengubah tatanan perilaku dan kebiasaan masyarakat Indonesia dalam berinteraksi. Belum lagi wabah covid 19 belum berakhir, pemerintah telah menggaungkan era “New Normal”.

New normal perlu disambut lantaran pandemi covid-19 sudah mengubah gaya hidup masyarakat dalam bersosialisasi, menjalankan aktivitas bisnis, berdagang atau jual beli,  kesehatan, hingga aktivitas perekonomian secara keseluruhan menjadi gaya hidup baru yang berwujud virtual.

webinar.jpgBusiness Online Talk yang digelar oleh FEB Unisma Malang.

“New normal pasca pandemi Covid 19 akan mengubah tren sosial, lingkungan hingga bisnis di kalangan masyarakat sebelum adanya pandemi virus corona. Transaksi bisnis menjadi berbeda.Konsumen yang berbelanja secara fisik berkurang, berubah menjadi porsi digital yang lebih besar, hai inilah memaksa masyarakat untuk mempercepat transformasi digital,” ujarnya.

Nur Diana menambahkan bahwa Era New Normal memunculkan beragam peluang bisnis baru selepas wabah COVID-19 berakhir.  Hal ini menjadi lampu kuning bagi para pebisnis baik di dunia global maupun maupun di Indonesia untuk berpikir kritis dalam menganalisa trend yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Sementara itu Dekan FEB Unisma juga menyatakan bahwa sebagaimana dirilis Managing Director ADA (Analytic Data Advertising) Indonesia terjadi  kenaikan digital bisnis secara signifikan selama masa pandemic. Berbagai aplikasi untuk pertemuan online diandalkan oleh pelaku bisnis, akademisi, pemerintah  guna mengurangi infeksi virus COVID.

Hal ini  berimbas pada meningkatnya industri logistik, jasa kesehatan, jasa pengiriman maupun jasa komunikasi berbasis digital. Ia juga menambahkan bahwa hasil survey terhadap 502 pemilik usaha kecil di Amerika Serikat sebagai dirilis Nevada Business The Decision Maker Magazine (28 May 2020) menunjukkan teknologi digital  mampu memberdayakan bisnis UKM di masa Pandemi Covid 19. 

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

“Selama krisis COVID 19 sebanyak 76% small business lebih mengandalkan teknologi digital daripada sebelum masa pandemi.  Platform yang sering digunakan seperti Instagram, YouTube, Google Ads dan analytics, pasar online Amazon, Shopify, dan eBay," paparnya.

Untuk itulah Dekan FEB Unisma sangat mengapresiasi dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya  kehadiran Muhammad Andy Zaky selaku narasumber yang juga sebagai Direktur Literasi Unggul Prestasi dalam acara Business Talk Online  dengan tema Transformasi Digital Era New Normal.

Selanjutnya Muhammad Andy Zaky (Wasekjend Dewan TIK Nasional dan Direktur Literasi Unggul Prestasi dalam paparannya  menyampaikan bahwa negara Indonesia merupakan dengan yang memiliki potensi tinggi dalam Ekonomi Digital. Hasil survey menunjukkan dari jumlah  total penduduk sebesar 264.161.600 jiwa, sebanyak 64,8 adalah pengguna penetrasi internet dengan kepemilikan terhadap jumlah notebook sebanyak 25,72 % dan smartphone/table ownership sebanyak 50,08 %.

“Data ini menunjukkan potensi bagi ekonomi digital Indonesia, dimana dengan adanya dukungan penggunaan sarana prasarana tersebut diharapkan mampu menggerakkan roda pertemubuhan ekonomi dari sisi ekonomi digital," jelas Zaky.

Andy Zaky juga menambahkan bahwa pada tahun 2020 diproyeksiakan transaksi digital ekonomi  Indonesia bernilai IDR 1,758 Trilyun yang  berasal dari  pertumbuhan GDP untuk apps dan game developer Industri senilai 8,06% yang menujukkan potensi  baik  dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

“Banyak faktor yang mendukung perlunya transformasi digital di antaranya CEO, CTO dan wabah pandemi Covid 19. Saat ini yang lagi current isu adalah pandemic covid 19 sebagai salah satu sebab perlunya  transformasi digital di perusahaan maupun institusi pemerintah. Pandemi covid telah mengubah tindakan kesehatan dimana orang-orang atau consumen hanya mau bertransaksi ekonomi yang aman. Hal ini mengakibatkan  terjadi perubahan perilaku dari satu orang ke orang lainnya termasuk interaksi bisnis, ungakpnya. “Hal ini mau gak mau menimbulkan Economy Disruption,” imbuhnya.

Sementara itu Andy Zaki juga menegaskan bahwa transformasi digital tidak gampang, butuh waktu bertahun tahun.

“Transformasi  di era New Normal sangat membantu dalam transaksi bisnis, pendidikan, saluran komunikasi bahkan dibidang keagamaan,“ ungkapnya.

“Saat ini (Era Covid 19) telah menciptakan 4 Mega Hits Consumer Behavior yaitu Mega Hits Stay at Home Life Style dimana muncul gaya hidup baru tinggal dirumah dengan aktivitas working playing karena social distancingMega Hits Bottom of Piramid mengacu ke piramida Maslow Konsumen, Mega Hits Go Virtual artinya dengan  adanya covid 19 konsumen menghindari kontak fisik manusia, mereka beralih menggunakan media virtual dan Mega Empathic Society artinya banyaknya korban nyawa akibat covid 19 melahirkan masyarakat baru yang penuh empati, welas asih dan sarat solidaritas sosial,” jelas Andy Zaky. (*)

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES