Kopi TIMES

Membangkitkan Lagi Ikon Wingko Babat Kabupaten Lamongan yang Mulai Meredup

Minggu, 07 Juni 2020 - 08:14 | 129.00k
Firman Arief Soejana, Duta Wisata Yak Yuk Lamongan 2015 dan Pemerhati UMKM.
Firman Arief Soejana, Duta Wisata Yak Yuk Lamongan 2015 dan Pemerhati UMKM.

TIMESINDONESIA, LAMONGAN – Wingko adalah jajanan khas Kabupaten Lamongan. Karena berasal dari Kecamatan Babat, jajanan ini terkenal dengan sebutan Wingko Babat. Jajanan tradisional khas Kabupaten Lamongan ini dikenal sebagai salah satu ikon penting Kabupaten Lamongan.

Namun, ketenaran ikon ini mulai meredup seiring berjalanannya waktu.

Jumlah UMKM wingko Babat di Lamongan mengalami penuruan. Akibatnya angka produksinya mengalami penurunan setiap tahunnya. Banyak faktor yang memengaruhinya.

Berdasarkan riset yang dilakukan penulis, peluang dan potensi UMKM Wingko Babat untuk membuka lapangan pekerjaan di Lamongan sebenarnya sangat besar. Namun, karena pengelolaannya bisnisnya masih tradisional, maka produk UMKM ini mulai tertinggal. 

Butuh sentuhan customer relationship yang efektif lewat strategi promosi yang benar. Sampai saat ini, belum ada strategi promosi yang efektif dari Pemkab Lamongan untuk tetap menjaga ikon Wingko Babat ini. Butuh strategi promosi yang efektif dan besar-besaran lagi baik lewat media seperti koran, pamflet, brosur maupun media sosial seperti instagram, facebook dan lain sebagainya.

Di samping promosi, pemkab perlu memperkuat lagi loyalitas basis pelanggan Wingko Babat yakni wisatawan dan pecinta jajanan daerah. Basis customer segments ini harus dipertahankan dengan terus dijaga kualitas produk dan kepercayaan konsumen yang telah terjalin.

Hal lain yang sering luput dari perhatian pemkab adalah soal kemasan. Desain packaging harus dibuat menarik dan ukuran wingko jangan hanya satu ukuran saja.

Di sini peran Pemkab Lamongan cukup penting. Terutama dalam hal mendorong pengembangan teknologi mesin dan peralatan agar kualitas rasa, bentuk dan tampilan Wingko Babat bisa standar. Tidak lagi Wingko yang disajikan apa adanya dan cacat masak.

Penulis melihat, potensi jajanan tradisional Wingko Babat ini akan cepat berkembang apabila mengikuti konsep dan cara berpikir milenial. UMKM yang ada harus mulai dikenalkan dengan pola pikir baru: bahwa dengan sentuhan kreativitas dan inovasi baru, jajanan tradisional akan mampu bersaing dengan jajanan modern yang ada.

Hanya dengan cara seperti tersebut, UMKM Wingko Babat dan Wingko Babat naik kelas dan bersaing dengan jajanan kekinian. Dan Wingko Babat akan tetap menjadi ikon handalan Kabupaten Lamongan.
 
*) Penulis: Firman Arief Soejana, Duta Wisata Yak Yuk Lamongan 2015 dan Pemerhati UMKM

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES