Kopi TIMES

Adaptasi, Kunci Industri Jasa Pariwisata Memasuki Era New Normal

Sabtu, 06 Juni 2020 - 02:35 | 208.00k
Dr. Arie Wahyu Prananta, SPi.,MSos. Dosen FISIB -Program Studi, Universitas Trunojoyo Madura
Dr. Arie Wahyu Prananta, SPi.,MSos. Dosen FISIB -Program Studi, Universitas Trunojoyo Madura

TIMESINDONESIA, BANGKALAN – Covid-19 jadi sebuah realitas sosial yang sama sekali baru. Baru kali ini, manusia menghadapi lumpuhnya hampir seluruh sektor kehidupan dalam waktu yang bersamaan. Mulai dari ekonomi, kesehatan, pertanian, sampai sosial.

Banyak sudut pandang ditawarkan dan diperdebatkan, soal bagaimana manusia bisa menghadapi realitas Covid-19.

Dari sekian banyak sudut pandang itu, benang merahnya cuma satu hal yakni adaptasi. Ya, manusia seperti makhluk lainnya punya kemampuan untuk melakukan adaptasi terhadap lingkungan yang mengalami perubahan. Termasuk perubahan akibat Covid-19.

Dalam konteks ini, penulis ingin mengaitkan dengan upaya pelaku industri jasa pariwisata di Indonesia dalam merespon pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, industri jasa pariwisata adalah industri yang terkena dampak pertama kali dan pulihnya paling belakangan saat pandemi Covid-19 terjadi.

Industri pariwisata adalah industri yang mampu mengolaborasikan semua sektor. Baik dari sosioekologis dalam kehadiran bentang SDA yang cukup banyak dan bervariasi di Indonesia, kemudian bisnis UKM, jasa travel, perhotelan dan industri ekonomi kreatif.

Awalnya, pertumbuhan industri Wisata melesat naik sampai akhir 2019. Industri ini mampu menyumbang PDB 15% dengan devisa sekitar Rp 2.750 trilliun. Industri ini mampu penyerapan tenaga kerja sekitar 13 juta orang, dengan indeks daya saing meningkat rata 30% per tahun.

Kinerja moncer sektor jasa pariwisata itu mulai meredup saat protokol kesehatan Covid-19 diberlakukan.

Betapa tidak. Keharusan selalu pakai masker, dilarang bepergian kalau tak penting, menjauhi keramaian, selalu jaga jarak (social distancing) sampai physical distancing justru berlawanan dengan kebiasaan normal semua wisatawan kala berwisata. Apalagi, protokol itu harus jadi budaya baru saat new normal diberlakukan.

Apakah hal ini berarti industri pariwisata bersiap untuk menuju jurang kehancuran?

Pertanyaan yang ada di benak setiap pelaku pariwisata saat ini adalah kapan pandemi Covid-19 ini berakhir? Karena dengan berakhirnya pandemi, tak ada lagi protokol kesehatan.

Lalu, apakah ada yang menjamin bahwa Covid-19 akan berakhir dalam waktu dekat ini. Setahun? Dua tahun? atau Tiga tahun? Tak ada yang bisa memastikan.

Di tengah ketidakpastian, yang bisa dilakukan saat ini adalah mulai berdaptasi dengan perubahan dan realitas baru Covid-19. Masa transisi di era New Normal saat ini, pelaku jasa parwisata harus beradaptasi dengan mencoba mencari peluang atau mengembangkan sebuah model atau cara baru berpariwisata.

Hal paling penting pertama yang harus dilakukan dalam proses adaptasi adalah meyakinkan setiap calon wisatawan bahwa jasa yang ditawarkan bebas Covid-19. Ini langkah awal yang harus dilakukan sebelum melanjutkan ke tahap bisnis berikutnya.

Kemampuan inovasi dan kreativitas yang jadi kunci pelaku industri jasa pariwisata dalam mengembangkan bisnisnya juga harus diperkuat dan terus dikembangkan lagi. Jangan sampai dua hal itu justru hilang bersama Covid-19.

Kembali ke awal lagi, kunci pokok industri jasa pariwisata adalah beradapatasi dengan kondisi yang ada. Hanya dengan adaptasi, industri ini akan bertahan dan mulai menapakkan kakinya lagi dalam sebuah pijakan baru. Meski butuh waktu.

Karena proses adaptasi perlu ruang dan waktu juga.
 

***

* Penulis: Dr. Arie Wahyu Prananta, SPi.,MSos. Dosen FISIB - Program Studi, Universitas Trunojoyo Madura

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

 

____________
**) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES