Kopi TIMES Universitas Islam Malang

Jadikan Ibadah Wajib Layaknya Tamu, Bukan Keluarga

Jumat, 05 Juni 2020 - 12:09 | 71.34k
Bahroin Budiya, S.Pd.I, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
Bahroin Budiya, S.Pd.I, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).
FOKUS

Universitas Islam Malang

TIMESINDONESIA, MALANG – Ibadah dalam cakupan luas berarti interaksi kepada Allah tuhan kita dan interaksi kepada sesama manusia (ibaadah sosial) dengan tujuan semata mata karena Allah. Karena benar ibadah ini merupakan tugas kita sebagai manusia untuk menghambakan diri kepada Nya di Bumi sekaligus untuk menebarkan rahmat di seluruh alam dan berupaya memperbaiki terus menerus kualitas ibadah demi mencapai kesuksesan hidup dunia dan akhirat.

Salah satu Ibadah yang ditetapkan dari dalil syariat (mahdhah) adalah shalat, melihat realita kehidupan dalam ubudiyah, mayoritas masyarakat muslim sangat antusias dan bersemangat saat menjalakan ibadah sunnah seperti shalat tarawih, shalat idul fitri, shalat idul adha dan sebagainya karena dengan alasan memuliakan ibadah yang ada di bulan suci dan bulan kemenangan dan menganggap ibadah sunnah tersebut sebagai tamu mereka. Perumpamaan saat kita berada di rumah kemudian ada tamu datang, alangkah gugupnya kita dan bersegera menyambut kedatangan mereka dengan baik dan istimewa, sebaliknya jika yang datang keluarga belum tentu kita menyambut mereka dengan istimewa dan belum tentu bersegera menjamunya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Saat ini mayoritas muslim menjadikan shalat wajib layaknya keluarga, yang setiap hari bertemu tanpa ada jeda seharipun, sehingga apa yang kita rasakan bersama pada shalat wajib yang kita temui setiap hari ini terkadang kita mulai ada kemunduran kadang ada kemajuan, mundur lagi kemudian maju lagi dalam hal semangat kita untuk menjalankan ibadah wajib tersebut, di sinilah kekurangan dalam mengistimewakan shalat wajib dibandingkan shalat sunnah tarawih yang kebanyakan umumya kita jadikan shalat tarawih tersebut layaknya seperti tamu istimewa, betapa gugupnya saat terdengar adzan shalat isya dan banyak orang bersiap-siap menuju tempat ibadah musholla, surau-surau atau di masjid.

Di sinilah terdapat kenikmatan tersendiri rasa rindu umat muslim untuk mencurahkan tamu yang jarang ketemu yaitu ibadah sunnah dengan berbondong-bondong bersemangat untuk menyambut tamu mereka tiada lain adalah ibadah sunnah. Masjid- masjid, mushola-mushola yang awalnya sepi menjadi ramai para jamaah yang mereka bahagia siap lahir batin dalam menyambutnya. Namun saat ramadhan meninggalkan kita, masjid-masjid dan mushola-mushola kembali sepi dari jamaah. Sayogyanya muslim yang ingin mendawamkan rindu, mendawamkan semangat dan mendawamkan nikmat tidak harus menunggu bulan ramadhan tiba untuk bermunajat kepada sang Pemilik alam jagat raya ini. Allah Tuhan kita sudah memberikan ruang dan kesempatan itu setiap hari, panggilan-panggilan berupa adzan yang dikumandangkan oleh para muadzin tidak pernah berhenti dan tepat pada waktunya. Di sinilah sayogyanya ibadah wajib yang sangat pokok kita istimewakan dan kita sambut dengan baik, lebih-lebih dalam hal penyambutannya melebihi ibadah sunnah, betapa dahsyatnya ridho allah, betapa besarnya nikmat yang kita dapat, betapa agungnya ibadah shalat wajib ini berada di dalam hati kita, betapa indahnya masjid-masjid dan mushola-mushola dipenuhi oleh para jamaah, betapa islaminya, betapa indahnya sesama muslim saling bertemu di tempat yang suci untuk bersama-sama bermunajat kepada Allah dan betapa indahnya pemandangan itu yang kita bisa rasakan dan nikmati setiap harinya.

INFORMASI SEPUTAR UNISMA KUNJUNGI www.unisma.ac.id

Mari kita jadikan Ibadah khususnya ibadah shalat wajib yang kita jalankan setiap hari layaknya seperti tamu istimewa yang setiap hari menghampiri kita, setiap hari menemani kita, menjadikan salah satu wasilah kita mengadu kepada Allah atas segala takdir dari nya untuk kita, sambil terus membenahi kualitas ibadah agar Allah memberikan pintu hidayah, ampunan dan membuka jalan menuju rahmat Nya kepada kita semua. Semoga Allah senantiasa memberikan kekuatan lahir batin kepada kita untuk konsisten (istiqomah) dalam beribadah kepada-Nya. Aaamiiin.

***

*)Penulis: Bahroin Budiya, S.Pd.I, M.Pd.I, Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Malang (UNISMA).

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : AJP-5 Editor Team
Publisher : Rochmat Shobirin

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES