Peristiwa Nasional

Sutjipto Joe Angga Ingatkan Pentingnya Hutan Kota di Surabaya

Jumat, 05 Juni 2020 - 13:38 | 53.40k
Sutjipto Joe Angga dalam sebuah diskusi daring di Surabaya, Jumat (5/6/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)
Sutjipto Joe Angga dalam sebuah diskusi daring di Surabaya, Jumat (5/6/2020). (Foto: Lely Yuana/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masyarakat dunia tengah memperingati Hari Lingkungan Hidup 5 Juni 2020. Tokoh pengusaha sekaligus aktivis lingkungan Sutjipto Joe Angga (Cak Angga) mengatakan jika peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di masa pandemi Covid-19 sudah selayaknya memberi arti yang lebih penting dari sekadar peringatan atau perayaan.

Hari Lingkungan Hidup di masa pandemi seperti sekarang adalah momen yang tepat untuk memikirkan pentingnya hutan kota, industri kehutanan, dan pemanfaatan lahan kehutanan provinsi. 

"Ini akan terkait erat dengan lapangan kerja di perkotaan, jadi saya harap akan ada peran aktif Kepala Daerah dan upaya Pemerintah Daerah menyukseskan semua ini," kata Cak Angga secara daring di Surabaya, Jumat (5/6/2020)

"Untuk kota di Surabaya sendiri hutan kota merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting," kata Cak Angga. 

Untuk itu, demi kemanusiaan dan kesehatan warga kota Surabaya, yang terpenting adalah komitmen menanam dan merawat pohon-pohon supaya lingkungan kita selalu asri. 

"Untuk jenis tanaman pohon yang berada di jalur hijau atau tepi jalan perlu dipertimbangkan yang lebih kuat akarnya, juga perlu diperhatikan cara tanamnya," jelasnya.

Ia menambahkan, keberadaan hutan kota adalah kebutuhan masyarakat. Menciptakan banyak hutan kota di Surabaya adalah suatu keniscayaan. Merevitalisasi Kota Pahlawan dengan mengubah tanah-tanah yang kurang produktif menjadi hutan kota merupakan ikhtiar yang layak dilakukan dalam waktu sesegera mungkin, tandasnya.

"Kalau perlu pilih jenis kayunya yang punya nilai komersial tinggi seperti Mahoni dan Acasia Mangamium. Bagus buat bahan furniture dan flooring. Bisa dipanen sebelum berumur lima tahun, dan sebelum 10 tahun sudah bisa mencapai kualitas yang bagus," kata pria yang namanya masuk bursa calon wali kota Surabaya itu. 

"Pohon itu makhluk hidup dengan kemampuan luar biasa ya, ia bisa berfotosintesis, jadi bisa mengurangi kadar karbondioksida di udara dan menghasilkan oksigen yang sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan," imbuhnya.

Pentingnya Surabaya memiliki hutan kota yang bisa menyejukkan dan menyehatkan kota bukan kali ini saja diutarakan alumni West London College itu. 

Pada Hari Sejuta Pohon Sedunia 10 Januari lalu Cak Angga juga menyerukan perlunya ada hutan kota atau kawasan khusus di Surabaya yang ditutupi pepohonan dan dibiarkan tumbuh secara alami menyerupai hutan, tidak tertata seperti taman, dan lokasinya berada di dalam atau sekitar perkotaan.  

"Hutan kota bermanfaat untuk mengurangi degradasi lingkungan kota yang diakibatkan oleh dampak negatif pembangunan. Selain mempunyai fungsi perbaikan lingkungan hidup, saya pikir hutan kota juga memiliki fungsi estetika," ujar Cak Angga. 

Ia menerangkan, pengertian Hutan kota menurut PP No.63 tahun 2002 adalah suatu hamparan lahan yang bertumbuhan pohon-pohon yang rapat di dalam wilayah perkotaan baik pada tanah negara maupun tanah hak, yang ditetapkan sebagai hutan kota oleh pejabat yang berwenang.

"Saya konsen terhadap hal ini, dan tidak jemu-jemu menyuarakan bahwa hutan kota penting untuk keseimbangan ekologi manusia dalam berbagai hal seperti, kebersihan udara, ketersediaan air tanah, pelindung terik matahari, kehidupan satwa dalam kota dan juga sebagai tempat rekreasi," kata tokoh pengusaha yang juga kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu.

Urgensi Hutan Kota

Di Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini, Cak Angga berpendapat hutan kota bisa mengurangi dampak cuaca yang kurang baik, seperti mengurangi kecepatan angin, mengurangi banjir, memberi keteduhan. Juga memberikan efek pengurangan pemanasan global.

"Mari gunakan imajinasi sederhana, hutan kota itu bisa menambah estetika lanskap kota yang indah. Kota Surabaya ini akan menjadi gersang kalau tidak ada pepohonan hijau. Paduan keindahan alam dan bangunan modern bisa membentuk kota yang lebih estetik. Perhatikan kota-kota seperti Singapura, London, dan Tokyo yang menjadi terlihat lebih indah karena punya taman-taman yang hijau dan rimbun," katanya.

Bakal calon wali kota Surabaya itu menambahkan, keberadaan hutan kota bisa mempengaruhi iklim mikro di Surabaya dan sekitarnya, seperti menurunkan suhu permukaan tanah. 

"Kalau Surabaya punya hutan kota, bakal akan terasa lebih sejuk udaranya. Ini akan sangat bermanfaat terutama bagi kota beriklim tropis seperti di Surabaya," ujar Cak Angga.

Tanah hutan dan pepohonan yang menutupi Kota Pahlawan akan memiliki kemampuan mengatur tata air. Pada musim hujan, bisa menampung air hujan agar tidak langsung mengalir ke tempat lebih rendah sehingga mengurangi risiko banjir. Sedangkan pada musim kemarau bisa menyediakan air tanah yang disimpannya untuk digunakan warga kota.

Hutan kota bisa menekan polusi, yang mulai meningkat di Surabaya. Keberadaan pepohonan bisa menekan polusi berbahaya. Daun-daun yang rimbun mampu menyaring debu, kotoran dan gas berbahaya lainnya.

"Gas karbondioksida itu salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan global warming. Nah, jika Surabaya punya hutan kota atau pepohonan yang memadai, itu akan jadi penyerap gas karbondioksida yang efektif dari udara," kata Sutjipto Joe Angga di Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2020. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Adhitya Hendra
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES