Peristiwa Daerah

Pandemi Corona, Bale Timoho Resto Tetap Bertahan

Jumat, 05 Juni 2020 - 11:36 | 157.93k
Manager Bale Timoho Resto, Dading Suryapradja S Ikom. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)
Manager Bale Timoho Resto, Dading Suryapradja S Ikom. (FOTO: Hendro S.B/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Pandemi Virus Corona atau Covid-19 membuat sejumlah rumah makan atau restoran di Yogyakarta sepi pengunjung. Seperti yang dirasakan oleh Bale Timoho Resto dan Resto Ndoroe Ajoe ini. Namun demikian, Bale Timoho Resto terus berusaha bertahan agar para pekerjanya tetap mendapatkan pendapatan.

Manager Bale Timoho Resto, Dading Suryapradja S. Ikom mengatakan, pihaknya saat ini tetap bersyukur Bale Timoho Resto masih bertahan di tengah pandemi Covid-19. Sebab, sampai saat ini masih bisa beroperasi meski kunjungannya turun drastis.

“Tahun lalu kami menargetkan omzet pada puasa ramadan tahun ini sebesar Rp 950 juta sampai Rp 1 miliar. Karena ada pandemi Corona, kami closing di angka Rp 200 juta, jadi penurunannya signifikan sekali,” kata Dading kepada TIMES Indonesia, Jumat (5/6/2020).

Mengenai tenaga kerja. Dading menerangkan, sejak ada pandemi Bale Timoho Resto mengistirahatkan sekitar 40 persen dari 50 karyawannya. Hal itu terpaksa dilakukan karena pendapatan yang diperoleh tidak sepadan dengan pengeluaran. Para karyawan yang di rumahkan selama tiga bulan dan menunggu kondisi normal.

“Untuk sementara sebagian karyawan kami istirahatkan. Jika kondisi sudah membaik, mereka akan saya calling untuk bergabung lagi dengan kami,” tambah Dading.

Baginya, parameter dari para pelaku usaha bisnis itu adalah jumlah omzet dan kunjungan. Kondisi akibat pandemi ini, Bale Timoho Resto mengalami penurunan sebanyak 75 persen hingga 80 persen saat sebelum puasa.

Menurut Dading, meski keadaan cukup sulit pihaknya tetap mengikuti protokol atau aturan yang berlaku sesuai dengan anjuran dari pemerintah pusat maupun daerah. “Saya tetap ikuti anjuran pemerintah dengan menutup resto hingga pukul 8 malam,” terang Dading.

Untuk promo di Bale Timoho Resto, Dading memberikan sejumlah paket promo berupa delivery dengan free ongkir dan ketentuan minimal serta memberikan diskon. “Kami juga bikin program kerjasama dengan Go Food dan Grab Food,” tambahnya.

Dengan situasi yang pelik saat ini, Dading sangat berharap agar semuanya kembali pulih dan normal serta sektor pariwisata segera dibuka kembali. “Saya sebagai pelaku usaha juga bisa menjalankan roda bisnis seperti biasa, karena kalau keadaan seperti ini terus kita menjadi serba salah dalam hal apapun,” papar Dading.

Pihaknya pun juga mengimbau agar masyarakat tidak terkotak-kotak dalam melihat dan menyelesaikan permasalahan pandemi ini. “Banyak orang yang terlalu menghujat pemerintah namun tidak bisa menawarkan solusi yang terbaik, itu yang sangat disayangkan bagi saya,” tegas Dading.

Akibat dampak Covid-19, restoran lain yang dikelola Dading yaitu Ndoroe Ajoe Resto juga terpaksa harus ditutup sementara karena omzet atau pendapatan rata-rata per hari di bawah Rp 500 ribu saja. Dading mengaku jika hal tersebut sudah tidak masuk akal sehingga mau tidak mau harus ditutup.

“Awal puasa ramadan pertengahan Maret lalu kami terpaksa menutu Ndoroe Ajoe Resto karena benar-benar sepi,” jelas Dading.

Menurutnya, sebenarnya lokasi Ndoroe Ajoe Resto cukup strategis. Resto ini berdekatan dengan area kampus di wilayah Babarsari. Nah, karena semua kampus pun juga tidak beroperasi, maka pihaknya mengambil keputusan untuk ditutup sementara resto tersebut.

“Wilayahnya sebenarnya sangat strategis, dekat dengan area kampus. Karena virus corona semua kampus tutup ya terpaksa saya ambil keputusan cepat untuk tutup sementara waktu,” terang Manager Bale Timoho Resto, Yogyakarta. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Yogyakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES