Peristiwa Daerah

Doakan Whisnu Sakti, Gus Hans: Bisa Jadi Pelajaran Jika Memaksakan Pilkada 

Kamis, 04 Juni 2020 - 21:37 | 32.77k
Ilustrasi Pilkada. (Foto: Inews.id)
Ilustrasi Pilkada. (Foto: Inews.id)
FOKUS

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Kandidat Calon Wali Kota Surabaya KH Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans mendoakan agar Wakil Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana segera beraktifitas kembali setelah memutuskan isolasi mandiri. 

Diketahui, Whisnu Sakti harus menjalani isolasi mandiri pasca meninjau warga Kawasan Kedung Turi, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Surabaya. 

Whisnu mendapat kabar pemulangan 15 warga yang tengah menjalani karantina di sebuah hotel kawasan Gubeng Surabaya. 

Ternyata dari 15 warga yang mulanya dinyatakan negatif Covid-19 diralat oleh Pihak Puskesmas Kedungdoro setelah kunjungan Whisnu Sakti. Lima diantara warga tersebut dinyatakan positif.

Molornya informasi hasil swabtest yang disampaikan kepada warga turut berdampak terhadap Whisnu Sakti Buana hingga ia harus melakukan isolasi mandiri.

"Saya berdoa semoga Pak Whisnu lekas bisa beraktivitas lagi karena masyarakat Surabaya masih membutuhkan kiprah dan langkahnya untuk membantu Bu Risma dalam menyelesaikan masalah pandemi ini," terang Gus Hans, Kamis (4/6/2020). 

Gus Hans bahkan sempat melihat sesi wawancara Wawali Whisnu Sakti di sebuah televisi swasta nasional.

"Beliau tampak menjelaskan dengan jelas serta santai dan kalem, mudah dicerna, ini yang diharapkan oleh masyarakat," ungkapnya. 

Maka, menurut Gus Hans, kejadian ini bisa menjadi koreksi bagi protokol Pemkot Surabaya tentang keselamatan para pimpinannya. 

"Semoga ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua," tandasnya. 

Sementara menyinggung Pilkada serentak yang akan dihelat pada akhir tahun nanti, Gus Hans khawatir jika kejadian yang menimpa Whisnu Sakti bisa pula terjadi pada para Panitia Pemungutan Suara (PPS). 

"Jika melihat kejadian ini maka berapa petugas Pilkada yang akan menjadi ODP jika pelaksanaan Pilkada tetap dipaksakan tahun ini," ungkap Gus Hans. 

Padahal, lanjut Gus Hans PPS bukan pejabat tetapi hanya petugas yang diharuskan turun langsung ke lapangan untuk pengumpulan data. 

"Jangan-jangan nanti petugasnya takut akhirnya hanya menggunakan data yang lama dan ini akan menjadi sumber masalah baru berkaitan dengan kualitas dan keabsahan hasil pemilu," tuntas Gus Hans. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES