Berawal dari Hobi, Pria Ini Mendapat Berkah dari Koleksi Sepeda Kuno
TIMESINDONESIA, BANJARNEGARA – H Kamtori asal Desa Merden Kecamatan Purwonegoro Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah sejak tahun 1970 silam sudah hobi mengolekai sepeda onthel atau sepeda kuno.
Pada tahun itu jenis sepeda tentu saja baru beberapa varian saja. Seperti Dames (unta) dan Palang. Namun siapa sangka harga sepeda lawas ternyata tidak ternilai harganya. Dan kini menjadi incaran kolektor. Benarkah?
"Alhamdulillah berkah sepeda tua, kami bisa bertahan hidup hingga saat ini," kata H Kamtori saat ngobrol dengan TIMES Indonesia di rumahnya, Rabu (3/6/2020).
Di rumah H Kamtori tampak berjajar sepeda lawas keluaran antara tahun 1920-1930. Seperti Dhames, Ghaselle, Himbher, Mister dan Normand (Jerman).
"Koleksi sepeda saya yang paling tua ya ini. Yang lain memang umur lebih muda. Semua ini saya kumpulkan selama puluhan tahun," katanya.
Sekarang lanjut H Kamtori, koleksi sepedanya tinggal 16 dari 60 buah. "Ya sisanya udah dijual untuk kebutuhan rumah tangga," katanya lagi.
Karena setelah banyak komunitas sepeda lawas, harga menjadi signifikan. Akhirnya H Kamtori tidak lagi sekedar mengoleksi tapi dijadikan lahan bisnis baru.
Diakuinya, pangsa pasar sepeda lawas tidak seperti sepeda baru. Kita musti sabar karena konsumen kebanyakan adalah komunitas.
"Alhamdulillah berkah mas. Ada saja yang datang ke sini beli sepeda saya. Harga kisaran Rp 2-7 juta/unit," tambahnya.
Saat ditanya pasaran sepeda saat Pandemi Covid-19, H Kamtori mengatakan sepi pembeli. Covid-19 ini sangat berpengaruh pada perekonomian keluarganya.
"Saya kira usaha yang lainpun sama. Jadi ya kami harus sabar dan tawakal. Barangkali ada yang berminat dapat telp ke 085 213 511 947," imbuh pria pencinta sepeda kuno ini didamping istri tercinta Ny Kartini. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Deasy Mayasari |
Publisher | : Sofyan Saqi Futaki |