Peristiwa Daerah

Rektor Undip Semarang: Bukan Waktunya Kampus Dijadikan Tempat Diskusi Politik saat Pandemi Covid-19

Selasa, 02 Juni 2020 - 20:14 | 72.73k
Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Yos Johan Utama. (FOTO: Kampussemarang.com)
Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Yos Johan Utama. (FOTO: Kampussemarang.com)

TIMESINDONESIA, JAKARTA – Rektor Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Yos Johan Utama, menegaskan bukan waktunya kampus dijadikan tempat kegiatan diskusi dan seminar tentang politik di masa pandemi Covid-19 ini. Menurut dia, kampus harus diisi dengan kegiatan-kegiatan positif. 

"Saudara-saudara sekalian pada prinsipnya dalam menghadapi Covid ini memang kegiatan-kegiatan di kampus dilakukan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan seminar, diskusi, saya sangat setuju. Karena bagaimanapun setiap waktunya harus kita gunakan untuk hal-hal positif," kata Yos Johan dalam keterangan tertulis yang diterima TIMES Indonesia di Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Menurutnya, diskusi di dalam kampus sudah waktunya dikaitkan dengan proses-proses pendidikan dan pembelajaran. Sebagai upaya bersama-sama mencari solusi, memberikan sumbangsih, saran untuk menyelesaikan masalah Covid-19. Sebab, kata dia, Covid-19 ini sudah banyak memakan korban jiwa manusia, tak terkecuali di Indonesia sendiri.

"Tentu itu akan memanggil kita para ilmuwan di dalam seminar untuk bersama-sama mencari solusi. Oleh karena itu juga tidak sepantasnya kalau kemudian hal-hal yang dilakukan justru diskusi-diskusi yang terkait dengan masalah politik. Saya kira tidak pada waktunya saat-saat ini," imbuhnya.

Jika diskusi tentang politik di kampus itu kemudian memuculkan kegaduhan di tengah-tengah masyarakat, Yos mengajak semua pihak harus menghindarinya. Daripada diskusi tentang politik, menurut Yos, lebih baik dan bermanfaat adalah diskusi tentang persatuan dan gotong royong untuk melawan Covid-19.

"Inilah saatnya, persatuan Indonesia kita tunjukkan. Kalau kita bersatu padu baik di dalam hal-hal yang berkaitan diskusi, baik di dalam webinar-webinar kita, dalam saran-saran kita, kita satu tujuan untuk segera memberantas, menyelamatkan bangsa Indonesia ini  dari pandemi Covid-19. Kita berantas bersama Covid-19 ini dengan segala upaya kita, baik di ilmu-ilmu kesehatan, ilmu-ilmu yang lain, ilmu hukum, politik. Mari kita arahkan kekuatannya," lanjut Yos Johan.

Menurut Yos, kampus memang memiliki kebebasan akademik. Namun, bukan berarti kampus tak memiliki aturan, sehingga segala kegiatan bebas diselenggarakan di dalam kampus.

"Kita punya kebebasan akademik memang tapi mari kita kebebasan akademik itu arahkan untuk yang lebih produktif, untuk bangsa. Inilah sesungguhnya cita dan integritas kita sebagai bangsa Indonesia bersama-sama terpangil menghadapi Covid-19 ini," pungkas Yos Johan Utama. 

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu pada hari Jumat 29 Mei 2020 beredar sebuah diskusi virtual tentang 'Persoalan Pemecatan Presiden di Tengah Pandemi Ditinjau dari Sistem Ketatanegaraan' yang hendak digelar Constitutional Law Society (CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sampai saat ini, diskusi tersebut menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Lantaran pemahaman yang diterima masyarakat dalam diskusi tersebut akan dibahas tentang pemakzulan terhadap Presiden Republik Indonesia, Ir Joko Widodo (Jokowi).

Saat ini, TIMES Indonesia di Jakarta sedang berusaha untuk meminta keterangan kepada panitia diskusi yang akan digelar Constitutional Law Society (CLS) atau Komunitas Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM). (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES