Kopi TIMES

The New Normal dan Penataan Kota Sehat di Tengah Pandemi

Rabu, 03 Juni 2020 - 02:25 | 129.32k
Ayatul Marifah, Universitas Negeri Yogyakarta. (Grafis: TIMES Indonesia)
Ayatul Marifah, Universitas Negeri Yogyakarta. (Grafis: TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, YOGYAKARTA – Dampak pandemi Covid-19 secara mendadak telah menghentikan sebagian besar aktivitas masyakarat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri perkembangan penderita kasus Covid-19 terus bertambah. Data gugus percepatan Covid-19 menyebut bahwa per-31 Mei 2020 terdapat penambahan 700 kasus baru sehingga jumlah pasien positif sebanyak 26.473 dengan kasus meninggal sebanyak 1.613 orang.

Sampai saat ini wilayah yang menjadi wilayah dengan kasus tertinggi adalah kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya. Seperti kasus Covid-19 tertinggi di AS adalah New York dimana kota tersebut selain menjadi kota terpadat, akan tetapi juga memiliki kondisi tata  kota yang belum siap dengan ancaman wabah. Ya, pada dasarnya kota menjadi pusat ekonomi dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Hal tersebut yang memungkinkan penyebaran kasus Covid-19 atau wabah lainnya dapat dengan cepat berkembang.

Pemerintah Indonesia mulai mengambil langkah strategis dengan menerapkan wacana kehidupan normal baru atau the new normal pada bulan ini. Langkah tersebut diambil untuk menstabilkan kembali aktivitas dan kehidupan ekonomi dengan penerapan protokol kesehatan. Beberapa pihak mungkin menyayangkan wacana penerapan yang terlalu terburu-buru dimana kasus Covid-19 masih tinggi.

Akan tetapi penerapan tersebut disesuaikan dengan pola perilku masyarakat dan langsung diterapkan di seluruh wilayah Indonesia. Penerapan the new normal akan diberlakukan di sebagian kota tertentu dengan kasus Covid-19 yang tidak terlampau tinggi. Wacana tersebut tentu diterapkan dengan penuh risiko, akan tetapi dengan kerjasama semua pihak tentu kita dapat mengakhiri pandemi ini.

Dalam menerapkan the new normal, penataan ulang atau penertiban kota menjadi kunci keberhasilan negara dalam melawan pandemi Covid-19 ini. Penataan ulang kota mengacu pada iklim kota yang sehat untuk meminimalisir dampak pandemi. Di satu sisi penyediaan layanan seperti falitas ruang pejalan kaki dan terbuka hijau menjadi penting untuk alternatif kesehatan dan sarana olahraga. Di Portland tidak melakukan kebijakan penutupan taman, akan tetapi justru menutup sebagian lalu lintas untuk memberi ruang bagi warganya untuk keluar dan berolahraga. Penyediaan tempat cuci tangan sebagai sarnana sanitasi juga harus layak dan terjamin di fasilitas publik.

Sanitasi memegang peran penting untuk mengurangi potensi penyebaran wabah. Selain itu dalam penerapan the new normal, satu aspek yang harus ditata ulang adalah pusat keramaian. Pasar dan pusat perbelanjaan menjadi tempat banyak dikunjungi, karena memuat barang kebutuhan sehari-hari. Di awal penyebaran virus Covid-19 berasal dari pasar hewan di Wuhan China.

Kondisi pasar di Indonesia masih jauh dari kata ideal. Pedagang yang berjubel dan sanitasi yang buruk tentu harus ditertibkan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. Penambahan fasilitas kesehatan darurat juga perlu ditambah dengan mengadopsi ruang multifungsi untuk tempat karantina. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi adanya lonjakan kasus Covid-19 gelombang ke-dua. 

Penataan kota sehat juga didukung oleh pola kehidupan masyarakat yang sehat pula. Pada dasarnya pembatasan bersosial dan protokol the new normal tentu memunculkan rasa bosan. Akan  Sosialisasi dan kampanye hidup sehat harus terus digiatkan kepada masyarakat, agar masyarakat sadar betul pentingnya menjaga kesehatan untuk mencegah virus Covid-19. Saling peduli antar juga terus dihidupkan agar pandemi ini tidak menyisakan gap dan kesenjangan di masyarakat.

Dampak pandemi Covid-19 telah menyadarkan kita akan pentinganya hidup bersih dan sehat. Kebiasaan baru the new normal harus kita respon dengan tindakan positif. Di satu sisi, penyediaan pelayanan publik seperti ruang pejalan kaki dan terbuka hijau, sanitasi, dan penertiban pusat keramaian menjadi penting untuk disiapkan. Di sisi lain, masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan sebagai penentu keberhasilan kita melawan pandemi ini. (*)

***

*) Oleh: Ayatul Marifah, Universitas Negeri Yogyakarta.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menanyangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sofyan Saqi Futaki

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES