Ekonomi

New Normal, Pengusaha SPBU Sragen Berharap Penjualan BBM Meningkat

Selasa, 02 Juni 2020 - 17:39 | 45.38k
Suasana salah satu SPBU di Kabupaten Sragen. (foto: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)
Suasana salah satu SPBU di Kabupaten Sragen. (foto: Mukhtarul Hafidh/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SRAGEN – Pandemi Covid-19 dirasakan banyak sektor terdampak. Termasuk pada penjualan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sangat dirasakan. Tidak adanya arus mudik dan warga tidak menggelar silaturahmi keliling mengakibatkan penurunan omset penjualan. Kondisi ini berlaku di 26 titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sragen, Jawa Tengah.

Kepala Unit SPBU Nglangon Budi Harsono menyatakan kondisi paceklik ini dirasakan di semua SPBU di Sragen. Terutama sejak awal ditetapkan Pandemi Covid-19.

”Kita ada grup, semua se-Soloraya merasakan kondisi turun drastis,” tuturnya.

Jika diberlakukan new normal nanti, menurutnya, mobilitas kendaraan meningkat. Pihaknya berharap setelah dibuka kambali sekolah-sekolah dengan kebijakan new normal, keadaan dapat membaik. Selain kendaraan masyarakat, juga kegiatan kendaraan dinas berjalan normal.

Pihaknya menyebut pada saat lebaran, tidak ada aktivitas kendaraan yang tinggi. Selain tidak ada arus mudik, juga tidak ada silaturahmi atau mobilisasi masyarakat secara lokal. Namun usai lebaran ada peningkatan penjualan selain solar meski belum bisa dikatakan normal.

”Paska dan sebelum lebaran turun penjualan di produk solar. Jika normal harian penjualan 30.000-32.000 liter, seharinya menjadi 24.000-25.000 liter,” ucapnya.

Meski tahun ini tidak ada kebijakan membatasi kendaraan besar melintas jelang dan paska lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya, imbuhnya, tapi para juragan yang pemilik kendaraan besar banyak yang tidak mengoperasikan armadanya. ”Mobilitas kendaraan besar juga tidak ada,” ujarnya.

Budi mengakui pendapatan ini turun dari target. Pandemi ini mengakibatkan Perumda SPBU dan Bengkel Terpadu harus kerja keras untuk mencapai target Pendapatan Asli Daerah (PAD). Sejauh ini belum ada kabar permohonan revisi PAD dari direksi. Pada 2020 ini ditargetkan bisa meraih PAD sekitar Rp1,1 miliar. ”Sampai sekarang kita belum ajukan revisi, menunggu hasil laporan di bulan Mei, target kita naik 7 persen dari tahun kemarin,” ungkapnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES