Ketua HKTI Jatim Ungkap Perjuangan Petani di Tengah Pandemi
TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi Covid-19 tak menyurutkan langkah para petani untuk tetap turun ke sawah dan ladang. Bahkan, adanya wacana new normal maupun tidak, mereka tetap berjibaku menghasilkan pangan bagi masyarakat.
Menurut Ketua DPP Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur Ahmad Nawardi, sangat berbahaya sekali jika petani berhenti mencangkul dan menanam padi dan pangan yang lain. Total 265 juta rakyat Indonesia bisa kelaparan. Indonesia tidak mungkin seratus persen tergantung pada impor. Meski saat ini hampir 60 persen kebutuhan pangan kita berasal dari impor.
"Karena itu saya minta pemerintah memperhatikan petani, baik aspek kesehatan maupun kebutuhan ekonominya dengan memberikan kemudahan dan akses untuk mendapat Kredit Usaha Rakyat (KUR) misalnya dan akses pasar," terang Ahmad Nawardi saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (1/6/2020).
Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga perlu mensosialisasikan lebih masif kepada petani tentang bahaya Covid-19 dan new normal. Agar petani tidak menjadi korban keganasan virus mematikan tersebut.
"Keberadaan petani itu sama dengan dokter dan perawat. Karena mereka yang menjaga produksi pangan. Jika banyak petani jadi korban covid-19 dan petani takut turun ke sawah. Produksi pangan pasti turun. Ini bisa jadi ancaman bagi negara," tuntas Ketua HKTI Jatim Ahmad Nawardi.(*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Adhitya Hendra |
Sumber | : TIMES Surabaya |