Peristiwa Daerah

Krisis Petani, Kepala Dinas Pertanian Jatim: Sarjana Pertanian Perlu Motivasi

Senin, 01 Juni 2020 - 12:19 | 82.59k
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo. (Foto: Hadi Sulistyo)
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur, Hadi Sulistyo. (Foto: Hadi Sulistyo)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Masalah pertanian di Indonesia tak hanya produksi dan lahan yang makin menipis, namun juga krisis petani muda. Sejak 2003 jumlah pemuda yang terjun ke sektor pertanian hanya 12,2 persen. Saat ini 70 persen petani Indonesia tak tamat SD dan masuk usia tua. Padahal sarjana pertanian yang lulus tiap tahun jumlahnya ribuan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur  Hadi Sulistyo mengatakan bahwa saat ini tenaga kerja petani semakin menurun dan sulit karena usia petani yang didominasi oleh petani berusia lanjut. Pertanian di Indonesia perlu adanya regenerasi untuk pertanian Indonesia di masa yang akan datang.

"Perlu adanya motivasi terhadap generasi muda khususnya sarjana-sarjana pertanian yang baru lulus atau yang sudah lulus lama untuk beralih profesi sebagai petani," ujarnya, Senin (1/6/2020).

Menurutnya profesi sebagai seorang petani merupakan profesi yang menjanjikan. Hal tersebut apabila petani khususnya petani muda bisa memanajemen dan mengelolah lahannya dengan sangat baik.

"Perlu diketahui sebagai petani itu kalau bisa mengelola dengan manajemen yang baik akan menjadi kaya. Untuk itu para sarjana pertanian, hilangkan mindsetnya setelah lulus mencari pekerjaan, ini yang salah. Justru harus bisa menciptakan pekerjaan yaitu sebagai petani," tambahnya

Ia mengatakan bahwa seorang sarjana pertanian tidak harus punya lahan sawah untuk dapat menjadi petani. Untuk bisa menjadi  petani yang sukses, petani muda bisa menyewa lahan dan dikelola dengan baik, bekerja sama dengan petani yang hasilnya bisa dilakukan dengan sistem bagi hasil.

"Karena sarjana pertanian itu tidak harus mencangkul, tapi bagaimana dia bisa memanajemen usaha taninya dengan baik," ungkap Hadi.

Namun, pada nyatanya masalah lain yang dihadapi para sarjana pertanian tidak ingin terjun langsung untuk memulai melakukan usaha tani karena masalah pendanaan.

Hadi mengatakan bahwa solusi hal tersebut bisa dilakukan dengan para sarjana pertanian memulai permodalan dengan teman atau pemilik modal, serta juga bisa dengan melakukan kredit yang sudah diinisiasi untuk sektor pertanian. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES