Peristiwa Daerah

Kisah Perempuan di Kota Cirebon Mengurus Suami yang Lumpuh di Tengah Pandemi

Minggu, 31 Mei 2020 - 20:06 | 44.72k
Sosok Miski dan Kusmiyati. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)
Sosok Miski dan Kusmiyati. (Foto: Muhamad Jupri/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CIREBON – Nasib pahit harus dilewati oleh pasangan suami istri di Kota Cirebon, Miski (47) dan Kusmiyati (42) yang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup, apalagi di masa pandemi Covid-19 ini.

Pasutri yang tinggal di Kelurahan Kecapi Kecamatan Harjamukti Kota Cirebon ini, tinggal menumpang bersama orang tua Kusmiyati. Mereka menggantungkan hidup pada hasil penjualan seblak yang dilakoni Kusmiyati.

Sebagai suami, Miski tak bisa lagi menafkahi keluarganya akibat menderita kelumpuhan. Hal itu dikarenakan dia terjatuh saat bekerja sebagai buruh bangunan tujuh tahun yang lalu. Setelah jatuh, Miski sempat dioperasi tapi langsung lumpuh.

"Ada penyempitan tulang ekor syaraf akibat jatuh. Suami saya sekarang tidak bisa buang air kecil normal," tutur Kusmiyati saat ditemui di kediamannya, Minggu (31/5/2020).

Kusmiyati menjelaskan, sang suami seharusnya menggunakan selang kateter untuk memudahkan buang air kecil. Akan tetapi, kondisi ekonomi yang tak memungkinkan, maka terpaksa dipilihlah popok.

Kusmiyati mengakui, sang suami harus ganti popok sehari enam kali. Hal ini membuat dirinya harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli popok.

"Beli popok tiga hari sekali. Saya pilih yang murah saja," ungkapnya.

Untuk menghidupi keluarganya, Kusmiyati menggantikan peran Miski yang lumpuh, sebagai tulang punggung keluarga. Dia pun menjual usaha makanan seblak di depan rumahnya, dengan dibantu modal dari orang tuanya.

Penghasilannya pun tidak seberapa. Jika sedang ramai, Kusmiyati bisa mendapatkan rata-rata Rp 200 ribu per hari. Namun, di saat pandemi Covid-19 datang, penjualan seblak semakin menurun.

"Kalau sepi cuma bisa dapat Rp 50 ribu saja," tutur Kusmiyati.

Semakin kesini, Kusmiyati akhirnya memutuskan untuk berhenti berjualan. Di samping modal yang digunakan habis, dia juga merasa tidak enak jika meminta modal lagi. Karena modal awal sebelumnya merupakan pemberian dari orang tuanya.

"Sekarang kalau makan jadi minta ke orang tua. Kebutuhan anak-anak juga terkadang dari orang tua," ungkapnya.

Kusmiyati pun berharap, di tengah pandemi Covid-19 ini, dia dan keluarganya bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah, agar bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dan untuk mengurus suaminya.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Cirebon

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES