Peristiwa Daerah

Pasar di Semarang Masih Tunggu Kejelasan Soal Wacana New Normal

Minggu, 31 Mei 2020 - 16:09 | 60.05k
Sebagian pedagang di Pasar Sampangan Semarang sudah tutup gasik dan sebagian lagi belum berjualan, Minggu (31/5/2020). (Foto: Eko Santoso/TIMES Indonesia)
Sebagian pedagang di Pasar Sampangan Semarang sudah tutup gasik dan sebagian lagi belum berjualan, Minggu (31/5/2020). (Foto: Eko Santoso/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, SEMARANG – Di tengah gencarnya wacana New Normal, salah satu Pasar di Kota Semarang masih belum banyak melakukan persiapan.

Hal ini karena Pemerintah Kota Semarang sendiri masih akan membahas kemungkinan menerapkan new normal yang rencana awalnya akan diberlakukan pada 8 Juni 2020. 

Wacana New Normal menurut Walikota Semarang adalah upaya agar ekonomi dan aktifitas di masyarakat perlahan bisa dikembalikan seperti semula. Namun demikian, wacana ini kembali dikaji ulang setelah kembali terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Kota Semarang. 

Menyikapi wacana New Normal, Pasar Sampangan Semarang masih belum banyak melakukan persiapan. Indah Pamuji, Anggota Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Sampangan menyatakan jika saat ini ada beberapa alasan. Selain soal masih adanya pengkajian oleh pihak Pemkot Semarang terkait penerapan New Normal, ada faktor lain yakni soal persiapan SOP dan protokol kesehatan yang harus disiapkan.

"Jika memang new normal diberlakukan tentu ada banyak hal yang harus disiapkan. Misalnya soal SOP dan protokol kesehatan, tentu butuh fasilitas pendukung. Setahu saya kemarin saat berkunjung di Pasar Kedungmundu, menuju New Normal pasar harus memasang tirai plastik guna menjaga jarak antar penjual dan juga pembeli," ungkap Indah pada TIMES Indonesia, Minggu (31/5/2020).

Terkait beberapa persiapan ini, Indah menambahkan jika saat ini di anggota PPJP Pasar Sampangan masih sebatas menjadi bahan obrolan di group. Terlebih, mengupayakan pemasangan tirai plastik juga bakal membutuhkan biaya. Dan jika biaya tersebut dibebankan kepada pedagang pasar tentu akan menambah beban para pedagang.

"Saat ini saja masih banyak kios-kios yang tutup karena pedagang belum pada balik atau sebagian sengaja pulang. Pilihan tersebut juga karena dilatarbelakangi sepinya pembeli. Biasanya di lebaran ketupat kayak gini sampai siang pasar masih ramai, namun kali ini sudah sepi," tuturnya.

Sementara itu salah satu pedagang di Pasar Sampangan, Nur Kholis menyatakan jika pihaknya sebenarnya senang bila ada penerapan new normal. Dia beralasan jika dengan penerapan tersebut minimal warga tidak lagi takut ke pasar dan otomatis pasar mulai ramai lagi.

"Misalnya dengan penerapan new normal para pedagang kaki lima (PKL) kan bisa berjualan normal lagi mas. Dengan demikian maka mereka pasti akan membeli bahan-bahan kebutuhannya di pasar. Karena banyak para penjual kucingan dan PKL yang saat ini terpaksa tutup dan mengurangi jam buka adalah langganan kami," tambah Nur Kholis.

Nur Kholis juga mengatakan jika terkait protokol kesehatan sebenarnya di Pasar Sampangan Semarang telah banyak menyediakan tempat cuci tangan. Namun bila penerapan new normal membutuhkan protokol kesehatan yang lebih, ia berharap berbagai pihak turut memikirkan dan tidak selalu membebankan biaya-biaya seperti itu ke pedagang. Karena untuk saat ini para pedagang masih dalam kondisi yang sulit.(*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES