Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Prof Nidom: Jangan Ada RS Tolak Pelayanan Pasien Covid-19

Sabtu, 30 Mei 2020 - 21:32 | 143.85k
Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, drh.,MS Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (Foto: Dok. Prof Nidom)
Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, drh.,MS Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. (Foto: Dok. Prof Nidom)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) sudah memakan korban di Indonesia hingga puluhan ribu jiwa. Terlebih di Kota Surabaya merupakan zona merah yang tiap hari terus bertambah jumlah pasien Covid-19 yang mendunia ini.

Menyikapi hal tersebut, Prof. Dr. Chairul Anwar Nidom, drh.,MS, Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya mengungkapkan bahwa, keberadaan suatu rumah sakit, laboratorium, puskesmas, ataupun yayasan kesehatan merupakan yang dibutuhkan saat ini di tengah pandemi Covid-19.

"Keberadaan rumah sakit apalagi itu milik pemerintah/ negara merupakan bentuk atau mewakili kehadiran negara di tengah wabah terhadap warga negaranya," ungkap Prof. Nidom.

Lanjutnya, Prof. Nidom tidak mendukung rumah sakit yang menolak pelayanan terlebih di tengah pandemi Covid-19 saat ini.

"Dalam situasi wabah pandemi Covid-19 ini, sebaiknya tidak ada rumah sakit yang menolak pelayanan pada penderita pandemi, baik secara tersirat apalagi tersurat/ terbuka," tuturnya pada TIMES Indonesia, Sabtu (30/5/2020).

Selain itu, Founder Yayasan Profesor Nidom Foundation ini menyarankan agar rumah sakit di Indonesia khususnya di Surabaya agar lebih fokus dan efisien dalam pelayanan, sehingga semestinya rumah sakit bisa dikelompokkan berdasarkan usia kerentanan dan penyakit bawaan penderita Covid-19.

"Sehingga akan ada rumah sakit yang melayani penderita Covid19 dengan kelainan jantung, ginjal, atau bawaan diabetes, dan lain-lain. Mengingat fatalitas Covid-19 bukan semata disebabkan oleh Covid-19 saja, tetapi juga oleh usia kerentanan dan penyakit bawaan atau infeksi-infeksi yang lain," tutur Prof. Nidom.

Kendati demikian, pandemi Covid-19 ini mengajak kita untuk membangun solidaritas dan disiplin akan peraturan yang ada demi melawan Covid-19 ini yang tidak pasti kapan berakhirnya. Hal ini membuat para pimpinan negara terkadang bingung dengan langkah apa yang seharusnya akan diambil, sehingga adanya perseteruan antara pimpinan satu dengan lainnya.

"Seharusnya tidak sepatutnya para pimpinan negara ini mempertontonkan narasi-narasi komunikasi yang tidak lazim karena semua ini bisa menciderai perasaan masyarakat terutama dalam membangun kebersamaan di tengah Covid-19 ini. Seyogyanya semua itu bisa diselesaikan dalam pertemuan/komunikasi intensif, dalam bingkai membangun solidaritas nasional untuk menghadapi Pandemi ini," ujar Prof. Nidom. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Rizal Dani
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES