Peristiwa Daerah

Tradisi Budaya Pemakaman Jenazah Penganut Kepercayaan Marapu Tetap Dijaga

Sabtu, 30 Mei 2020 - 15:33 | 191.71k
Tradisi pemakaman jenazah penganut kepercayaan leluhur Marapu di Sumba Timur NTT(FOTO:Yudi Rawambaku)
Tradisi pemakaman jenazah penganut kepercayaan leluhur Marapu di Sumba Timur NTT(FOTO:Yudi Rawambaku)

TIMESINDONESIA, WAINGAPUTradisi budaya pemakaman jenazah penganut kepercayaan leluhur Marapu selalu dilengkapi dengan penyembelihan hewan seperti kuda dan kerbau. Hal itu secara turun temurun terus dijaga di Pulau Sumba khususnya di Kabupaten Sumba Timur.

Menurut Budayawan Sumba Yudi Rawambaku Sabtu (30/5/2020) orang Sumba percaya bahwa roh nenek moyang ikut hadir dalam sebuah upacara penguburan. Oleh sebab itu, hewan akan dipersembahkan kepada mereka.

“Jadi Roh hewan untuk roh nenek moyang dan daging atau jasad hewan dimakan oleh orang-orang yang hidup. Sama halnya dengan upacara lain,” ujarnya.

Yudi menjelaskan, dalam kepercayaan Marapu bahwa yang wafat sudah kembali ke negeri leluhur. Maka, jenazahnya harus disimpan dengan cara duduk menyerupai keadaan semula ketika masih dalam kandungan.

Jenazah tersebut bisa disimpan selama dua sampai enam bulan bahkan puluhan tahun hingga ada musyawarah keluarga yang menyatakan bahwa jenazah tersebut akan dimakamkan.

“Pemakaman jenazah tergantung keluarga dalam mempersiapkan acara seperti pemotongan hewan dalam jumlah besar dengan mengundang sejumlah keluarga dan para undangan lainnya. Itupun jenazah sebelum dimakamkan adanya penyembelihan seekor kuda sebagai Dangangu (kurban) disamping Gong dibunyikan di tempat keramaian atau upacara kematian yang disebut Pa Hengingu dan Patambungu,” ungkapnya.

Ia menambahkan, kuburan asli orang Sumba disebut Na Kahali Manda Mbata, Na Umma Manda Mabu. Artinya balai-balai yang tidak akan patah, rumah yang tidak akan lapuk atau negeri yang baka. Jenazah diturunkan didalam tanah ditutup lebih awal dengan batu bulat kecil (Ana Daluna) lalu ditutup dengan batu lebih besar yang ditopang oleh empat batang batu sebagai kaki kuburan (Reti Ma Pawiti).

Dari semua prosesi tradisi budaya pemakaman jenazah penganut kepercayaan leluhur Marapu yang paling menarik adalah “Papanggangngu”. Yakni orang yang siap untuk membawa jasad tuannya ke kuburan. "Mereka pengabdi atau bagian dari keluarga di mana tanpa mereka semua kegiatan tidak akan pernah berjalan,” ujar terang Budayawan Sumba Yudi Rawambaku. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Sholihin Nur

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES