Peristiwa Daerah

Ulama Banyuwangi Desak Polisi Usut Kasus Pengeroyokan Peserta Patrol Sahur Ramadhan

Sabtu, 30 Mei 2020 - 11:47 | 31.36k
KH Ahmad Munib Syafaat, Lc. Msi, anggota Dewan Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung sekaligus Rektor IAIDA Blokagung, Banyuwangi. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)
KH Ahmad Munib Syafaat, Lc. Msi, anggota Dewan Pengasuh Ponpes Darussalam Blokagung sekaligus Rektor IAIDA Blokagung, Banyuwangi. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANYUWANGI – Penanganan kasus pengeroyokan peserta patrol sahur keliling di Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi mulai mengundang reaksi kalangan tokoh ulama.

Salah satunya, anggota dewan pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam Blokagung, Desa Karangdoro, Kecamatan Tegalsari, KH Ahmad Munib Syafaat, Lc Msi. Ia mendesak Polsek Purwoharjo untuk segera mengusut tuntas kasus tersebut.

"Saya berharap kasus ini diselesaikan secara baik dan transparan," katanya kepada TIMES Indonesia, Sabtu (30/5/2020).

Seperti diketahui, pengeroyokan terhadap peserta patrol sahur keliling diwilayah Desa Glagahagung, Kecamatan Purwoharjo, ini terjadi pada Minggu (3/5/2020) dini hari. Diduga pelaku pengeroyokan adalah puluhan pemuda desa setempat.

Akibat kejadian tersebut sejumlah peserta tradisi religius warisan leluhur ini mengalami luka-luka. Bahkan beberapa mengalami luka bocor di bagian kepala.

Demi menuntut keadilan dan penegakan supremasi hukum, 4 orang di antaranya mengadu ke Polsek Purwoharjo pada Kamis (7/5/2020). Oleh polisi, mereka juga langsung diarahkan untuk visum.

Keempat korban pengeroyokan yang mengadu adalah Heru Andhika Putra, FX Frandi Utama dan Qori Kurnia Tama. Ketiganya warga Desa Kaliploso, Kecamatan Cluring. Dan satu lagi Wahyu Triyoga Mustika, asal Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring.

Setelah hampir dua minggu tak ada perkembangan, pada Senin (18/5/2020), Polsek Purwoharjo mengirimkan surat undangan klarifikasi kepada para korban. Keesokan harinya, Selasa (19/5/2020), para korban datang ke Mapolsek dan sesuai isi surat undangan klarifikasi, mereka menemui petugas bernama Johanes Tadete SH.

Di situ para korban mengaku dicecar pertanyaan tentang keberadaan sound system, alat pengeras suara patrol sahur. Dengan kooperatif, mereka menjelaskan bahwa saat melintas di wilayah Desa Glagahagung, sound system hidup dengan volume rendah.

Namun entah kenapa, menurut para korban, si petugas justru menolak penjelasan tersebut. Dan bersikukuh bahwa dia hanya bertanya sound system hidup atau mati.

Sikap ngotot petugas terkait sound system ini menimbulkan tanda tanya besar di kalangan para peserta patrol sahur korban pengeroyokan. Terlebih mereka memang tidak berada di kendaraan pengangkut sound system. Mereka hanya mengikuti di belakang dengan menggunakan kendaraan bermotor masing-masing.

Selanjutnya oleh petugas, 4 peserta patrol sahur keliling kembali diminta untuk membuat surat pengaduan. Lagi-lagi sebagai bentuk dukungan atas kinerja kepolisian, dengan kooperatif keesokan harinya, Rabu (20/5/2020), mereka langsung mengirim surat pengaduan kedua.

Bahkan, dalam surat pengaduan kedua, para korban menyertakan sejumlah nama yang diduga terlibat atau mengetahui aksi pengeroyokan.

"Jika memang tahapan sudah dilaksanakan, seperti laporan dan pengaduan, sebaiknya sesegera mungkin untuk ditindaklanjuti," cetus tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus Rektor Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung ini.

Dalam mengungkap pelaku kasus pengeroyokan terhadap peserta patrol sahur keliling di Desa Glagahagung ini, Polsek Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi telah memanggil sejumlah saksi, di antaranya Kepala Dusun Arik Asdiyanto dan Juni, tokoh pemuda Desa Glagahagung. Namun dari pantauan TIMES Indonesia, ada perbedaan antara penjelasan korban dengan Kadus Arik. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Banyuwangi

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES