Kopi TIMES

Hidden Games: Peran Media yang Sebenarnya

Sabtu, 30 Mei 2020 - 15:50 | 157.65k
Vira Surya Andini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.
Vira Surya Andini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

TIMESINDONESIA, MALANG – Pandemi Covid-19 menyebabkan timbulnya berbagai pemberitaan di media massa. Lebih dari 3 bulan media terus memberikan berbagai informasi yang berujung pada munculnya berbagai stigma masyarakat dalam menanggapi berita tersebut.

Peran media dinilai sangat besar pada saat pandemi seperti ini, penggunaan bahasa yang tepat akan mengurangi stigma negatif masyarakat yang dapat memperburuk keadaan, karena media merupakan sumber pembentukan perspektif masyarakat dalam mengambil keputusan. Cepatnya penyebaran berita serta kemudahan untuk mengakses membuat masyarakat lebih kritis dalam menanggapi suatu hal, terutama yang berhubungan dengan Covid-19.  Pemberitaan yang berlebihan mengenai angka kematian akibat terinfeksi Covid-19 membuat sebagian orang berlomba mencari cara untuk antisipasi agar tidak terinfeksi Covid-19.

Faktanya angka kematian akibat Covid-19 dibanding dengan penyakit lain lebih rendah, seperti kata Mahfud MD yang dikutip dari CNN 'Tak hanya itu, dia merinci bahwa terdapat 560 ribu kasus kematian selama 931 hari akibat penyakit diare di seluruh dunia. Jumlah itu, kata dia, lebih besar ketimbang jumlah kematian global akibat Corona yang menginjak 280 ribu kasus.' Sedangkan Penasihat ilmiah pemerintah Inggris meyakini bahwa adanya kemungkinan meninggal dunia akibat infeksi Covid-19 sebesar 0,5 persen hingga 1 persen saja.

Ketidaksiapan masyarakat Indonesia dalam menghadapi pandemi juga mengakibatkan masyarakat terkejut dalam segala hal. Lagi-lagi Mahfud MD mengatakan, 'Peran media, terutama Medsos, kalau media yang konvensional kadang kala bisa di reject. Kalau Medsos liar itu dia bisa menghilang yang buat.' Tidak hanya karena informasi terkait perkembangan kasus pandemi, namun beberapa minggu terakhir ini banyak sekali isu adanya Conspiracies atas wabah Covid-19.

Mardigu WP seorang Businessman sekaligus pengamat sosial mengatakan 'berdasarkan data dari sahabat saya sebagai Profesor di Cambridge University, saya confirm bahwa ini adalah dibuat.' Kemudian Mardigu menjelaskan bahwa ada 3 versi Virus dan yang memiliki capability untuk meng-enrich adalah Amerika, Wuhan dan Israel. Tidak lama kemudian muncul kembali Siti Fadilah, mantan Menteri Kesehatan yang sempat membatalkan penetapan pandemi Flu Burung dalam Podcast milik Deddy Corbuzier mengatakan, 'Iya bisnis, kalau pandemi itu munculnya adalah bisnis vaksin atau komersialisasi vaksin, maka bisa dipastikan akan terjadi pandemi yang akan datang.'

Namun setelah munculnya Podcast tersebut di media, mulai adanya pro dan kontra yang berujung menjadi sebuah masalah. Pada dasarnya media berperan sebagai wadah masyarakat dalam menyampaikan aspirasi dan dalam UUD 1945 pasal 28E ayat 3 mengatur tentang Hak Kebebasan Berpendapat, kemudian ketika pendapat Siti Fadilah dituding sebagai sebuah pelanggaran, apa peran media yang sebenarnya?

Mc Luhan pernah mengatakan satu peran media massa dalam masyarakat yang sebenarnya yaitu 'The Extension of Man'. Peran ini mengatakan bahwa media massa memiliki kekuatan yang dibantu oleh manusia. Ketika manusia telah membuat sebuah rules untuk mengatur media, maka media akan menguat. Tetapi ternyata, tidak semua rules membuat media semakin kuat. Lebih tepat terlihat terbatasi dan tidak ada ruang gerak yang bebas. Jurnalis atau Pers memang memiliki Hak Istimewa yang khusus namun hal ini masih tetap kurang ideal jika masih ada 'batasan' dalam segi penyebaran informasi untuk publik. Sebagai masyarakat yang bijak dan kritis harus tetap menyadari bahwa pembatasan informasi oleh pemerintah sebenarnya bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan dalam negara demokrasi. 

Agar media tetap bisa survive bersama bangsa apa yang harus dilakukan? The media must always be a gatekeeper. Media harus tetap senantiasa memilih isu, informasi, atau bentuk content lainnya sesuai dengan standar pengelolaannya. Isu dan informasi yang destruktif dan terus muncul ini memang perlu disaring kembali baik oleh Media ataupun oleh Masyarakat. Melakukan penyeleksian dengan jangka waktu yang singkat memang sebuah tantangan bagi media sendiri namun ini harus tetap diperhatikan agar selalu berhasil dalam menyajikan sesuatu hal penting yang lebih bertanggung jawab. 

***

*)Oleh: Vira Surya Andini, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Adhitya Hendra
Sumber : TIMES Jakarta

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES