Peristiwa Nasional

Gaduh Mobil PCR di Surabaya, Ahli Bencana: Tunjukkan Komitmen Pemimpin

Sabtu, 30 Mei 2020 - 11:02 | 24.90k
Foto : Wakil Ketua IV Bidang Pendayagunaan Organisasi & Keanggotaan - Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Dr Hendro Wardhono.(Foto : Dok.BNPB)
Foto : Wakil Ketua IV Bidang Pendayagunaan Organisasi & Keanggotaan - Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) Dr Hendro Wardhono.(Foto : Dok.BNPB)

TIMESINDONESIA, SURABAYAPemkot Surabaya mengklaim jika bantuan mobil PCR dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) khusus untuk Kota Surabaya. Namun Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berhasil menunjukkan bukti surat permohonan bantuan kepada BNPB yang dikirim sejak jauh hari tertanggal 11 Mei 2020.

Ketidakharmonisan antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur dengan Pemerintah Kota Surabaya dalam penanganan bencana non alam ini juga juga menjadi sorotan ahli bencana Dr Hendro Wardhono

Direktur Pusat Penelitian & Pelatihan Indonesia Tangguh (PUSPPITA) ini menilai jika hal tersebut hanyalah soal komunikasi. Dalam domain implementasi kebijakan, komunikasi merupakan salah faktor kunci keberhasilan implementasi sebuah kebijakan.

"Hemat saya jalinan komunikasi antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim perlu dibangun konsensus agar lebih sinergis sehingga tidak terjadi mis-komunikasi seperti yang sekarang terjadi," ujar Wakil Ketua IV Bidang Pendayagunaan Organisasi & Keanggotaan-Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI) ini, Sabtu (30/5/2020).

Maka, upaya membangun komunikasi yang baik itu, lanjutnya, harus diawali oleh pemimpin. Ia menyarankan agar kedua pemimpin harus sama-sama proaktif dalam menjalin komunikasi. Harus bisa menghilangkan ego masing-masing demi kepentingan rakyat.

"Itu yang menjadi kuncinya. Jika pemimpin tidak dapat melakukan komunikasi yang sinergis maka biasanya anak buah akan mengikuti pemimpinnya," tandasnya. 

Terlebih angka persebaran Covid-19 di Surabaya sebagai bencana nasional non alam terus merangkak naik. Tercatat hingga Jumat (29/5/2020) malam mencapai 2216 kasus. 

Menurut Dr Hendro Wardhono, penanganan Covid-19 di Surabaya bermuara pada soal leadership.  Bahkan, yang menjadi epicentrum kemungkinan bukanlah virusnya tapi soal sentuhan leadership atau kepemimpinan. 

Sebagaimana ia mengambil contoh soal seringnya aksi marah-marah Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini yang dipertontonkan ke publik, Hendro menilai barangkali itu hanya soal style of leadership.

Terbaru, Risma marah karena bantuan mobil mesin PCR yang ia kira untuk Kota Surabaya, ternyata merupakan bantuan BNPB untuk Pemprov Jatim. Menurutnya, itu idak elok dan kurang bagus karena bisa dipersepsi multi tafsir oleh publik yang cenderung negatif, meskipun maksudnya belum tentu jelek.

"Hemat saya yang penting adalah seberapa besar leader commitment yang ditunjukkan untuk keselamatan dan kesejahteraan warganya," tukas Dr Hendro Wardhono menyikapi gaduh mobil PCR antara Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Adhitya Hendra
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES