Peristiwa Nasional

Tak Ada Sabotase, Begini Kronologis Kegaduhan Mobil PCR di Surabaya

Sabtu, 30 Mei 2020 - 10:08 | 45.44k
Penampakan mobil PCR bantuan BNPB untuk penanganan Covid-19. (Foto: Dok. Pemprov Jatim for Times Indonesia)
Penampakan mobil PCR bantuan BNPB untuk penanganan Covid-19. (Foto: Dok. Pemprov Jatim for Times Indonesia)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Geger rebutan klaim bantuan dua unit mobil PCR (Polymerase Chain Reaction) antara Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya) berujung gaduh. Namun bagaimanakah kronologi sebenarnya?

Risma Marah

Jumat, (30/5/2020) sebuah video menunjukkan Walikota Surabaya Tri Rismaharini marah besar viral. Risma marah lantaran tak terima saat mobil PCR bantuan BNPB dikirim ke luar Surabaya. Risma bahkan sempat menunjukkan bukti percakapan antara dirinya dengan Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Dalam percakapan tersebut menunjukkan bahwa Risma memohon bantuan alat fast lab untuk Kota Surabaya. Doni pun menyanggupi dan berjanji akan mempercepat proses pengirimannya.

Saat mengetahui mobil bantuan diarahkan ke daerah lain, Risma melaporkan kejadian tersebut kepada Doni. Doni pun berjanji akan mengecek keberadaan mobil tersebut karena memang berdasarkan percakapan antara Risma dan Doni, dua mobil bantuan itu diprioritaskan untuk Kota Surabaya.

Fakta Permohonan Bantuan

Namun kemarahan tersebut bermuara pada fakta permohonan bantuan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jatim Suban Wahyudiono sebagai perwakilan BNPB di daerah turun tangan menyampaikan penjelasan kronologisnya.

Suban menjelaskan bahwa Pemprov Jatim lah yang mendapatkan bantuan dua unit mobil mesin PCR itu. Pihaknya menegaskan jika telah mengirim permohonan dukungan percepatan penegakan diagnosis Covid-19 kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat sejak tanggal 9 Mei 2020.

"Di samping surat permohonan itu, malam hari Ibu Gubernur langsung telepon kepada Kepala BNPB RI Jenderal Doni Monardo dan juga Bapak Pangdam Brawijaya juga komunikasi kepada Kepala BNPB untuk segera ada bantuan mobil unit PCR ini," terang Suban di Gedung Negara Grahadi, Jumat (29/5/2020) malam.

Pada 22 Mei 2020 Walikota Surabaya menyurati Suban untuk memohon bantuan mobil PCR.

Baru kemudian pada tanggal 27 Mei 2020 satu unit mobil mesin PCR bernopol B 7190 TDB tiba dan diserahterimakan kepada Gugus Kuratif Covid-19 Pemprov Jatim di halaman Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Pemprov Jatim, Jalan. Indrapura. Sedangkan, satu unit mobil mesin PCR lainnya diterima Kamis (28/5/2020).

Surabaya yang Diutamakan

Mengingat Surabaya merupakan ibu kota dan episentrum utama di Jawa Timur. Maka mobil yang pertama tiba itu kemudian dioperasikan di RS Universitas Airlangga (RSUA) dengan mengerjakan 200 sample spesimen, lalu di Asrama Haji Sukolilo 100 sampel sehingga hari pertama mengerjakan 300 sampel di Surabaya.

Mengapa kemudian diarahkan ke daerah lain? Suban menjawab bahwasanya bantuan BNPB yang berupa mobil PCR itu untuk seluruh Provinsi Jatim bukan hanya Surabaya.

"Dalam statemennya disampaikan bahwa mobil lab ini tidak hanya untuk Surabaya tetapi spesifik juga menyebut kota lain, seperti Sidoarjo, Lumajang ini juga ada beberapa," terangnya menambahkan.

Ia juga memberikan alasan kenapa mobil PCR juga harus dikirim menuju Tulungagung. Sebab Kota Marmer tersebut juga memerlukan bantuan swab akibat angka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang tinggi.

"Tulungagung PDP tertinggi nomor dua di Jatim. Berdasarkan jumlah PDP dengan jumlah 588 pasien di mana terdapat 172 pasien yang meninggal dalam status PDP sebelum sempat diswab," tuntas Kalaksa BPBD Jatim berkaitan dengan kisruh mobil PCR dari BNPB tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Ronny Wicaksono
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES