Covid-19 di Surabaya Meningkat, Ahli Bencana: Bermuara Soal Leadership Risma

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Angka persebaran Covid-19 di Kota Surabaya sebagai bencana nasional non alam terus merangkak naik. Tercatat hingga Jumat (29/5/2020) malam mencapai 2216 kasus. 

Menurut Direktur Pusat Penelitian & Pelatihan Indonesia Tangguh (PUSPPITA) sekaligus Wakil Ketua IV Bidang Pendayagunaan Organisasi & Keanggotaan-Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia (IABI), Dr Hendro Wardhono, penanganan Covid-19 di Surabaya bermuara pada soal leadership. 

Bahkan, Ketua Pusat Studi Bencana & Lingkungan (PSBL) Universitas Dr Soetomo Surabaya itu menyebut yang menjadi epicentrum kemungkinan bukanlah virusnya tapi soal sentuhan leadership atau kepemimpinan. 

"Mungkin bukan soal Covid-19 nya karena sudah ditetapkan sebagai bencana nasional, yang sekarang menjadi sorotan adalah penyebaran Covid-19 di Surabaya yang kian masif dengan data cenderung meningkat. Sehingga publik boleh jadi memberikan judgement bahwa ini sejatinya bermuara pada soal leadership," tegasnya, Sabtu (30/5/2020). 

Sebagaimana ia mengambil contoh soal seringnya aksi marah-marah Risma yang dipertontonkan ke publik, Hendro menilai barangkali itu hanya soal style of leadership. 

Menurutnya, hal itu sejatinya tidak elok dan kurang bagus karena bisa dipersepsi multi tafsir oleh publik yang cenderung negatif, meskipun maksudnya belum tentu jelek.

"Hemat saya yang penting adalah seberapa besar leader committment yang ditunjukkan untuk keselamatan dan kesejahteraan warganya," tuntasnya menyikapi persebaran Covid-19 di Kota Surabaya yang terus naik. (*) 

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement