Peristiwa Nasional

Baru 15 Kabupaten/Kota yang Boleh Terapkan New Normal di Jawa Barat

Jumat, 29 Mei 2020 - 21:37 | 16.75k
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/5/2020). (FOTO: Humas Jabar for TIMES Indonesia)
Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/5/2020). (FOTO: Humas Jabar for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, BANDUNG – Penerapan adaptasi kebiasaan baru (AKB) atau new normal di Jawa Barat (Jabar) akan disertai dengan pengendalian risiko penularan Covid-19 yang komprehensif. Pengetesan masif secara intens tetap dilakukan dan kesiapan layanan kesehatan konsisten ditingkatkan. 

Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam jumpa pers di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (29/5/20), menyatakan penerapan AKB di Jabar didasarkan pada pertimbangan sains dan level kewaspadaan Covid-19 di setiap daerah.

"Kami proporsional berdasarkan keilmiahan, kami tetap waspada dan kami tetap bertahap. Kami imbau warga untuk perlahan-lahan, tidak melakukan euforia saat penerapan AKB," kata Gubernur Jabar.

Berdasar hasil evaluasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, 12 daerah berada di level 3 atau zona kuning, yakni Kab. Bandung, Kab. Bekasi, Kab. Bogor, Kab. Indramayu, Kab. Karawang, Kab. Subang, Kab. Sukabumi, Kota Bandung, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kota Cimahi dan Kota Depok. Artinya, ditemukan kasus Covid-19 pada klaster tunggal, sehingga direkomendasikan untuk melanjutkan PSBB parsial. 

Sedangkan, 15 daerah, yakni Kab. Bandung Barat, Kab. Ciamis, Kab. Cianjur, Kab. Cirebon, Kab. Garut, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kab. Pangandaran, Kab. Purwakarta, Kab. Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kota Banjar, Kota Sukabumi, Kota Tasikmalaya, dan Kota Cirebon, berada zona biru atau level 2, dan dapat memasuki AKB atau new normal. 

Gubernur mengatakan, kewaspadaan gugus tugas provinsi dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berkurang, terutama di daerah yang dapat menerapkan AKB. Pengetesan Covid-19 dengan metode teknik reaksi rantai polimerase (polymerase chain reaction/PCR) atau tes swab maupun rapid test akan intens dilakukan. 

Selain sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran Covid-19 yang komprehensif, membatasi ruang gerak SARS-CoV-2, melacak kontak terpapar Covid-19, dan mendeteksi keberadaan virus. 

"Kami akan merilis ambulans-ambulans yang di dalamnya ada rapid test. Di 60 persen wilayah (Jabar) yang akan menerapkan AKB, hadir ambulans yang nanti datang ke kerumunan untuk melakukan tes. Inilah cara kami memastikan AKB (berjalan baik), tapi jangan sampai menghilangkan kewaspadaan," jelas Ridwan Kamil

Dalam pengetesan Covid-19 secara masif, kata Ridwan, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar merujuk pola yang dilakukan Korea Selatan, yaitu mengetes 0,6 persen dari jumlah penduduknya atau 300 ribu penduduk Jabar. 

"Kabar baiknya, di Jabar, bulan depan, produk tes buatan Jabar tidak impor lagi. PCR produksi (PT) Biofarma sudah tersedia. Alat rapid test yang berkualitas buatan ITB Unpad tersedia, walaupun terbatas. Jangan kaget kalau angka-angka kurang baik, kami akan melakukan PSBB pengetatan lagi," ungkapnya berbicara mengenai rencana new normal di Jawa Barat. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sofyan Saqi Futaki
Sumber : TIMES Bandung

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES