Lepas Penat di Tengah Pandemi, Warga Magetan Ini Rawat Anggrek
TIMESINDONESIA, MAGETAN – Setelah diterapkannya physical distancing banyak masyarakat lebih memilih mencari kesibukan di rumah salah satunya dengan merawat tanaman anggrek, bunganya yang indah membuat banyak orang suka dengan bunga ini seperti Wiwin Noer Widyawati warga asal KPR terung Kabupaten Magetan Jawa Timur yang lebih memilih merawat bunga anggrek ketimbang keluar rumah.
Wiwin mengatakan bahwa Anggrek merupakan tanaman epifit yang hidup menempel pada tumbuhan lain karena itu tanaman anggrek tidak terlalu menyukai air yang melimpah. "Jika sudah tahu tekniknya merawat anggrek bukanlah hal yang terlalu sulit," ungkapnya kepada TIMES Indonesia. Jumat (29/5/2020).
" Untuk jenis nya saya punya anggrek bulan (Phalaenopsis Amabilis), Dendrobium, Cattleya, Anggrek Tanah (Bettila Striata), dan masih banyak lagi," ucapnya.
Wiwin menambahkan untuk merawatnya dibutuhkan pengetahuan cukup, pasalnya tanaman anggrek tidak bisa dirawat dengan sembarangan. "Banyak cara untuk merawat anggrek, sebagian saya juga tau dari internet," tambahnya.
Untuk perawatan tiga bulan pertama bisa di sirami dengan larutan Gromor untuk merangsang pertumbuhan vegetative, cara penyiraman nya dengan menggunakan spray dan semprotkan di area daun.
Karena bibit masih muda maka wajib sehari tiga kali untuk disiram kurang lebih sampai berumur 3 bulan. Siram secukupnya saja jika akarnya tergenang air dapat menyebabkan tumbuhnya jamur dan daun menjadi bercak-bercak.
Kalau untuk pupuknya sendiri menggunakan dekastar untuk menyuburkan tanaman dan mempercepat pertumbuhan tunas minimal usia anggrek adalah 6 bulan. "Jika ingin yang lebih ekonomis bisa menggunakan air cucian beras," ucapnya.
Anggrek dapat tumbuh subur ditentukan juga oleh suhu, untuk di siang hari suhunya harus 18 sampai 22 derajat Celcius dan untuk di malam hari suhunya harus 13 sampai 17 derajat Celcius, setelah itu kita wajib untuk menjaga kelembaban suhu di sekitar anggrek agar pertumbuhannya bunga lebih bagus.
Tanaman anggrek butuh 20 persen sampai 30 persen sinar matahari, tidak boleh terlalu panas dan tidak boleh kekurangan. "Untuk mengatasinya bisa menggunakan paranet atau jaring-jaring bisa didapatkan di toko-toko tanaman," imbuhnya. (*)
**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.
Advertisement
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |
Publisher | : Ahmad Rizki Mubarok |
Sumber | : TIMES Magetan |