Peristiwa Daerah

Gelombang Tinggi, Nelayan Cilacap Diminta Tak Melaut

Jumat, 29 Mei 2020 - 13:04 | 29.36k
Akibat gelombang tinggi, air laut masuk ke permukiman nelayan di Desa Jetis dan Widarapayung, Kecamatan Binangun, Cilacap. (FOTO: BMKG Cilacap for TIMES Indonesia)
Akibat gelombang tinggi, air laut masuk ke permukiman nelayan di Desa Jetis dan Widarapayung, Kecamatan Binangun, Cilacap. (FOTO: BMKG Cilacap for TIMES Indonesia)

TIMESINDONESIA, CILACAPGelombang tinggi mencapai 4 hingga 6 meter di Samudera Hindia barat Sumatera akan terjadi dalam sepekan kedepan. Untuk itu, nelayan di Cilacap, Jawa Tengah diminta untuk tidak melaut.

BMKG menjelaskan, angin pada tekanan rendah hingga mencapai 1008 hPa membentuk pola angin di wilayah Indonesia bagian utara umumnya dari timur laut sampai tenggara dengan kecepatan 5-20 knot, sedangkan di wilayah selatan Indonesia dari timur sampai tenggara dengan kecepatan 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di perairan barat Lampung, Laut Banda, dan Laut Arafuru. Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut.

gelombang-tinggi-b.jpg

Perairan yang terdampak gelombang tinggi yaitu perairan selatan Sukabumi, Cianjur, Garut, Tasikmalaya, Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Purworejo, dan Yogyakarta.

Kapoksi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, gelombang tinggi 4-6 meter ini sangat berbahaya bagi semua jenis kapal, apalagi untuk nelayan kecil, sangat berisiko bagi keselamatan. "Saya mengimbau untuk waspada saat beraktivitas di laut," ungkapnya, Jumat (29/5/2020).

Sementara, Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Cilacap Tarmuji mengaku berterimakasih dengan adanya informasi dari BMKG terkait gelombang tinggi mencapai 4-6 meter selama sepekan.

Nelayan Pandanarang bisa mengantisipasi saat melaut. "Nelayan cukup berdiam diri di rumah sambil betulin alat tangkap," kata Tarmuji, Kamis (27/5/2020) malam.

Ia membeberkan, untuk alih profesi menjadi pedagang misalnya, juga sangat kecil kemungkinan karena di darat ada pandemi Covid-19 dimana hampir semua akses ke permukiman warga ditutup portal.

Tarmuji menegaskan, nelayan dalam minggu-minggu kemarin tidak bisa beraktivitas melaut, karena cuaca tidak mendukung dan sering terjadi angin kencang serta gelombang tinggi. "Juga pada musim pancaroba saat ini yang mengakibatkan air laut masuk ke permukiman warga nelayan yang berada di bantaran sungai Kaliyasa," imbuhnya. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Wahyu Nurdiyanto
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Cilacap

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES