Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Dokter Joni: Tenaga Medis Tak Akan Mampu, Tolong Hentikan Angka Pasien Covid-19 di Hulu

Kamis, 28 Mei 2020 - 23:30 | 40.39k
Ketua Tim Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan jika angka kenaikan pasien Covid-19 sangat massif, Kamis (28/5/2020). (Foto: Dok. Pemprov Jatim)
Ketua Tim Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengungkapkan jika angka kenaikan pasien Covid-19 sangat massif, Kamis (28/5/2020). (Foto: Dok. Pemprov Jatim)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Angka persebaran Covid-19 terus mengalami peningkatan di Jawa Timur. Para tenaga medis terus berjibaku memberikan pelayanan. Ketua Tim Gugus Kuratif Covid-19 Jatim dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menambah rumah sakit darurat sebagai ruang isolasi pasien Covid-19

Dr Joni mengungkapkan jika angka kenaikan pasien Covid-19 sangat massif. Salah satu contoh, RSUD dr Soetomo sebagai rumah sakit rujukan harus menambah 10 bed tiap hari. 

"Pasien Covid-19 yang terdeteksi makin lama makin naik, naik, naik. Rata-rata sehari itu kita harus menambah 10 bed tiap hari. Ini dibuat untuk memberikan message kepada kita semua bahwa Covid-19 ini tidak main-main," terang dr Joni yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RSUD dr Soetomo tersebut, Kamis (28/5/2020). 

Re-assesment ruangan hingga inovasi di RSUD dr Soetomo dilakukan bagi pasien Covid-19. Jika dulu RSUD dr Soetomo hanya memiliki 44 bed yang dikelola oleh tim penere, kini jumlahnya naik menjadi 153 bed. Angka ini pun bahkan tidak akan mampu menampung. 

"Ini pun terlalu penuh, khususnya di 14 ruangan yang sangat intensif kemudian yang satunya juga yang 32 itu juga ruangan intensif untuk merawat Covid-19. Yang lain yang berat. Karena yang ringan nanti kita sediakan di rumah sakit darurat," ujarnya. 

Dengan demikian, pasien dengan gejala ringan atau tanpa penyakit penyerta (komorbid) tidak perlu ke RSUD dr Soetomo atau pihak RSUD dr Soetomo merefer ke rumah sakit darurat tersebut. 

"Tapi kalau memberat ya kembali ke RSUD dr Soetomo. Jadi ini satu upaya dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk memberikan layanan semoga langkah-langkah ini diikuti oleh rumah sakit-rumah sakit yang lain," tandasnya.

Dokter Joni juga mengingatkan jika langkah-langkah seperti ini sampai kapanpun tidak akan pernah bisa mencukupi, kalau angka pasien Covid-19 di hulu tetap mengalir deras. 

"Jadi secara teoritis, pandemi virus itu gampang nyetopnya karena dia penyakit yang bisa sembuh sendiri. Faktornya atau pembawanya dihentikan. Nah, celakanya untuk Covid-19 ini pembawanya manusia," ucapnya. 

Upaya menghentikan penularan antara lain memisahkan faktor (pembawa virus) dengan orang yang sehat atau disebut juga dengan proses isolasi. 

Kendati demikian, dr Joni mengurai jika isolasi memang berdampak, karena pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial. 

"Manusia itu sebetulnya nggak bisa diisolasi karena dia makhluk sosial interaksi dengan yang lain untuk kehidupannya, ada efek makanya efeknya itulah pemerintah khususnya pemerintah provinsi Jatim dipimpin Ibu Gubernur melakukan apa yang dengan social safety net itu," terang dr Joni. 

"Jadi filosofinya sebetulnya seperti itu makanya RSUD dr Soetomo milik Pemprov Jatim terus kita kembangkan," paparnya menambahkan. 

Namun ia turut prihatin jika angka pasien Covid-19 di hulu terus mengalir deras dan membahayakan tenaga medis. Karena dengan semakin banyak pasien, tenaga kesehatan makin kewalahan dalam penanganan. 

"Saya tidak tahu kalau di hulunya mengalir deras terus mau jadi berapa, terus apa nanti 1400 bed itu jadi pasien Covid-19 semua. Nanti akan berbahaya bagi tenaga kesehatan seperti kata dr Kohar karena kita tidak akan pernah mampu tenaga kesehatan merawat segitu banyak. Oleh karena itu kasihani kami. Kasihani teman-teman tenaga kesehatan kami," terangnya. 

Oleh sebab itu, pihak rumah sakit juga berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan tracing internal. Itupun, lanjut dr Joni, masih ada yang kena.

"Karena tidak kena di rumah sakit tapi kena di masyarakat. Jadi ada kawan saya yang juga kena tapi alhamdulillah sudah membaik ada yang kawan-kawan penting kami yang sudah kena alhamdulillah dalam kondisi yang orang tanpa gejala (OTG). Isolasi selesai bahkan juga ada seorang guru besar juga kena isolasi kemudian membaik. Alhamdulillah. Berarti ini tidak bisa terus menerus kalau pasien Covid-19 di hulunya tidak dihentikan ya nanti nggak akan mampu," tuntas dr Joni Wahyuhadi. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Deasy Mayasari
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES