Peristiwa Nasional Bencana Nasional Covid-19

Sambut New Normal, Pakar UB: Kedisiplinan Masyarakat Adalah Kunci

Kamis, 28 Mei 2020 - 18:49 | 49.53k
Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari, S.Sos.,M.Kom.,Ph.D. (Foto: Humas UB)
Pakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari, S.Sos.,M.Kom.,Ph.D. (Foto: Humas UB)
FOKUS

Bencana Nasional Covid-19

TIMESINDONESIA, MALANGPakar Komunikasi dan Manajemen Krisis Universitas Brawijaya (UB) Maulina Pia Wulandari, S.Sos.,M.Kom.,Ph.D mengatakan kenormalan baru atau new normal life adalah tentang dua hal yaitu kesadaran dan disiplin.

Ia menyebut masyarakat harus memiliki kesadaran dan disiplin dengan gaya hidup baru yang lebih fokus pada keselamatan dan kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain.

"Sayangnya di Indonesia masyarakatnya belum memiliki tingkat kesadaran dan disiplin yang tinggi," katanya.

Pia menambahkan tingkat kesadaran dan disiplin yang masyarakat yang masih rendah perlu ada sanksi tegas yang mengatur.

"Jika tidak ada sanksi tegas maka peraturan tersebut seolah seperti macan ompong," ujarnya.

Pemberian sanksi tegas akan membentuk masyarakat yang disiplin dan patuh terhadap peraturan. 

"Seperti contohnya penerapan peraturan pemakaian seragam di sekolah. Semua murid patuh karena ada sanksi tegas yang mengatur," tuturnya.

Pia juga menambahkan bahwa penerapan sanksi jangan sampai transaksional.

"Kalau penerapan sangsi masih bersifat transaksional dan tidak tegas, masyarakat kita cenderung tidak akan patuh karena karakter masyarakat Indonesia yang masih suka ngeyel, sak karepe dewe, dan suka menawar," tambah Pia.

New normal life atau normalitas baru adalah melakukan aktivitas normal dengan menggunakan standar protokol Covid-19, seperti cuci tangan sesering mungkin, menghindari menyentuh daerah wajah, menerapkan etika batuk dan bersin, gunakan masker, dan menjaga jarak sosial atau sosial distancing.

Pia mengatakan dalam menerapkan new normal, beberapa lokasi yang beresiko seperti sekolah, mal, tempat wisata dan panti jompo harus sepenuhnya dididik dan diberdayakan dibawah konsep normal baru. Selain itu, sistem kesehatan juga harus disiapkan apakah sudah bisa melacak setiap kasus baru.

Dalam menerapkan new normal life ke masyarakat harus disosialisasikan sesuai karakteristiknya di Indonesia

Bentuk sosialisasi bisa dilakukan lewat media komunikasi tradisional misalnya pertunjukan wayang bagi masyarakat di wilayah pedesaan, dan media sosial bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perkotaan. Tujuannya agar hal ini mudah diterima masyarakat.

"Agar konsep new normal bisa diterima masyarakat, maka sosialisasinya harus disesuaikan dengan kondisi demografis mereka. Sosialisasi pada masyarakat desa tentunya bisa dilakukan dengan wayang. Dan sosialisasi masyarakat perkotaan bisa dilakukan lewat media sosial. Sedangkan untuk remaja (sosialisasi) bisa lewat tokoh idola dan panutan mereka," tukas Pakar UB tersebut. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Faizal R Arief
Publisher : Ahmad Rizki Mubarok
Sumber : TIMES Malang

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES