Ekonomi

Philip Kotler: Pasca Covid-19 Ekonomi Daur Ulang adalah Masa Depan

Rabu, 27 Mei 2020 - 19:37 | 62.03k
Forum marketing kelas dunia berisikan pakar marketing dari berbagai negara di Asia mulai dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, sampai Bangladesh melalui aplikasi zoom (Foto: Humas MarkPlus)
Forum marketing kelas dunia berisikan pakar marketing dari berbagai negara di Asia mulai dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, sampai Bangladesh melalui aplikasi zoom (Foto: Humas MarkPlus)

TIMESINDONESIA, SURABAYA – Dalam rangka merayakan hari ulang tahun guru marketing dunia Philip Kotler ke-89, Asia Marketing Federation menggelar Asia Marketing Day 2020. Sebuah forum marketing kelas dunia berisikan pakar marketing dari berbagai negara di Asia mulai dari Jepang, Korea Selatan, Singapura, sampai Bangladesh.

Asia Marketing Federation yang didirikan oleh Founder and Chairman MarkPlus, Inc. Hermawan Kartajaya ini menggelar Asia Marketing Day 2020 secara online melalui aplikasi Zoom.

Dalam acara bertajuk lengkap Celebrating the 89th Birthday of Professor Philip Kotler Father of Modern Marketing tersebut, Kotler melihat bahwa Asia saat ini sudah jauh berkembang pesat.

"Posisi Asia dalam marketing dan bisnis semakin kuat dari waktu ke waktu," ujar Kotler.

Hal itu beralasan mengingat Asia terhitung harmonis dibanding wilayah lain seperti Uni Eropa. Menurut Hermawan Kartajaya, walau inovasi-inovasi masih menjadi milik negara-negara barat, Asia juga mulai maju secara teknologi.

"Ini yang membuat negara seperti Amerika harus mendekat ke Asia. Walau tidak advance dibanding barat, Asia memiliki harmoni, tidak pernah pecah. Selain itu teknologinya maju. Jepang, Korea Selatan, bahkan sampai India sekalipun yang kini mulai menunjukan kekuatannya," ungkap Hermawan.

Selain masalah marketing dan bisnis, Kotler juga mencermati kondisi ekonomi Asia dan dunia pasca Covid-19. Ia menilai masalah baru jika Covid-19 adalah masalah isu lingkungan dan sumber daya untuk mendukung ekonomi secara global.

"Akan ada ancaman seperti perubahan iklim, polusi, sampai global warming. Kalau kita salah langkah bencana akan terus terjadi. Sebut saja banjir. Ini akan mengganggu tidak hanya kestabilan, tapi juga pertumbuhan ekonomi," sambung Kotler.

Lebih jauh, ia menuturkan bahwa ekonomi yang baik di masa depan tidak hanya untuk tumbuh, tapi juga recycling. Dengan sumber daya yang bisa berputar, memiliki ekosistem, serta ekonomi yang didaur ulang.

Hal itu beralasan karena dengan jumlah populasi yang terus tumbuh dari tujuh miliar dan diprediksi menjadi sembilan miliar di 2030, menjadi pertanyaan apakah pertambahan tersebut bisa terfasilitasi dengan sumber daya yang terbatas bahkan berkurang.

"Maka dari itu marketing adalah masa lalu. Di mana ada asumsi dengan keinginan manusia tidak terbatas, sumber daya juga dianggap tidak terbatas dan cukup memenuhi kebutuhan manusia. Sekarang kita tidak hidup di dunia seperti itu lagi. Ekonomi harus lebih dari sekedar tumbuh, tapi juga terjadi circular ekonomi, ekonomi daur ulang. Eksplorasi sumber daya harus dibatasi, sampah didaur ulang, dan fokus konsumsi barang yang bisa digunakan kembali. Sehingga kebutuhan ekonomi kita semua terpenuhi di masa depan," tutup Philip Kotler. (*)

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Irfan Anshori
Publisher : Sholihin Nur
Sumber : TIMES Surabaya

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES