Kopi TIMES

Mengkaji The New Normal

Rabu, 27 Mei 2020 - 22:02 | 93.07k
Dwiko Rynoza Nur Rachman, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang, Sekbid Ideologi dan Kaderissi GMNI UMM 2018-2019.
Dwiko Rynoza Nur Rachman, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang, Sekbid Ideologi dan Kaderissi GMNI UMM 2018-2019.

TIMESINDONESIA, MALANG – Hari ini Indonesia sedang berperang melawan virus Covid-19, virus Covid-19 ini sudah membuat hancurnya perekonomian Indonesia, pemerintah dalam hal upayanya sudah membuat kebijkan-kebijakan terkait dengan penanganan virus Covid-19 ini. Pada akhirnya Pemerintah mencanagkan berdamai dengan Covid-19 atau sebenarnya Herd Immunity dan yang sering disebut dengan “New Normal”.

Tentunya hal ini terjadi pro dan kontra dalam masyarakat. Perkembangan Covid-19 sendiri di Indonesia berkembang sangat pesat terhitung data di Indonesia per tanggal 25 Mei 2020 terkonfirmasi positif 22.750, dirawat 15.717, sembuh 5.642, dan meninggal 1.391 (sumber: covid19.go.id).

Pada dasarnya, Penegrtian dari Herd Immunity sendiri seperti yang dilansir dari Alo Dokter adalah kondisi ketika sebagian besar orang dalam suatu kelompok telah memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu. Semakin banyak orang yang kebal terhadap suatu penyakit, semakin sulit bagi penyakit tersebut untuk menyebar karena tidak banyak orang yang dapat terinfeksi.

Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan besar adalah mampukah Indonesia dalam menerapkan Herd Immunity. Yang kita ketahui bersama adalah jika ingin menerapkan Herd Immunity harus membuat untuk disengaja diinfeksi setidaknya 60-80 % dari total populasi. Hal ini sangat tidak mungkin jika hal itu dilakukan karena mengingat penduduk di Indonesia sangat banyak.

Hal ini sangat tidak relevan dilakukan jika kemungkinan terburuk terjadi dan banyak masyarakat yang mengalami gejala berat sedangkan daya tampung rumah sakit di Indonesia sangat minim sehingga yang terjadi adalah banyak masyarakat yang tidak tertolong. Bayangkan betapa rumitnya suasana fasilitas kesehatan jika sebagian besar orang terinfeksi virus Covid-19 ini secara hampir bersamaan.

Tentu, kesembuhan akan semakin sulit dicapai dan berujung pada meningkatnya angka kematian. Kalaupun jika seluruh dunia sepakat untuk membentuk suatu herd immunity untuk Covid-19 tanpa adanya vaksin, dibutuhkan waktu bertahun-tahun. Dalam jangka waktu itu, risiko terjadinya kematian dan keparahan infeksi tetap terus ada. Hal-hal itulah yang menyebabkan konsep Herd Immunity tidak bisa diharapkan untuk menyudahi pandemi Covid-19, sebelum ditemukannya vaksin untuk virus Covid-19. Yang terjadi adalah justru menimbulkan masalah yang sangat besar.

Pembentukan Herd Immunity secara alami dengan membiarkan banyak orang terinfeksi virus Covid-19 di Indonesia bukanlah cara yang bijak. Bagi suatu negara dengan lebih dari 300 juta jiwa seperti Indonesia, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai Herd Immunity. Disini pemerintah harus mengkaji secara komperhensif  terkait dengan penerapan konsep “New Normal” ini.

Sebab jika tidak yang terjadi adalah masalah baru yang lebih besar, terjadinya lonjakan yang sangat tinggi kasus Covid-19 di Indonesia. Jika memang nantinya konsep ini yang menajdi jalan keluar yang perlu dilakukan adalah mempersiakan nya semua secara matang, mulai dari kajian dari ahli, konsepnya,  peralatan medis, kesiapan para tenaga medis, hingga sosialisasi ke masyarakat, sehingga pemerintah siap dengan segala resiko yang terjadi.

Jika ini dilakukan secara terburu-buru pada akhirnya masyarakat yang sebagai objek oleh kebijakan-kebijakan tersebut yang akan dibuat bingung serta dirugikan terkait dengan kebijkan-kebijakan yang dibuat dan yang terjadi dimana paradigma masyarakat terhadap Pemerintah menjadi buruk yang beranggapan bahwa Pemerintah tidak serius dalam menangani Covid-19 ini.

Jadi singkatnya penulis beranggapan bahwasannya dalam menerapkan konsep ini sebenarnya memiliki resiko yang sangat amat tinggi dalam hal in pemerintah perlu mengkaji semua secara komperhensif dan benar-benar disiapkan segala hal-hal yang berkaitan agar nantinya jika konsep ini benar-benar dijalankan, pemerintah Indonesia sudah siap dengan semua yang akan terjadi, sehingga akan memininalkan resiko yang terburuk sekalipun jika terjadi.

Jika konsep New Normal ini bebar-benar diterapkan pemerintah dan semua pihak harus saling bahu-membahu untuk menjalankan konsep ini. Perlunya kedisiplinan yang tinggi menjadi kunci untama dalam keberhasilan konsep ini. Sehingga dengan semua itu keberhasilan Indonesia dalam memerangi virus Covid-19 ini akan benar-benar terjadi. Jika tidak maka sebaliknya, yang terjadi adalah semakin parahnya kasus Covid-19 di Indonesia.

***

*) Oleh: Dwiko Rynoza Nur Rachman, Mahasiswa Prodi Ilmu Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Malang, Sekbid Ideologi dan Kaderissi GMNI UMM 2018-2019.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

***

**) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

**) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

**) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Advertisement



Editor : Yatimul Ainun
Publisher : Rizal Dani

TERBARU

Togamas - togamas.com

INDONESIA POSITIF

KOPI TIMES